Monday 18 October 2010

Tempat Wisata Menarik Di Bali (yang sempat ku kunjungi)

Selama 5 hari di Bali (10-15 Okt 2010), cukuplah untuk pergi ke tempat-tempat wisata terkenal disana.  Selain keindahan alam, wisata budaya, kuliner dan belanja hmmm asyiik untuk dinikmati…  inilah sekilas apa yang dapat kusajikan :

Ubud
Ubud, yang terletak di kabupaten Gianyar, menawarkan wisata seni dan budaya untuk pengunjungnya. Semenjak wisata di Bali booming, kawasa
n Ubud pun berkembangan menjadi sentra untuk hasil kerajinan seni di Bali mulai dari ukiran kayu, kerajinan emas dan perak, lukisan dan seni lainnya. Kehidupan budaya lokal Bali pun masih dijaga kuat di sini. Di sini tidak boleh ada diskotik dan bioskop.

Tidak heran, di kawasan Ubud banyak dijadikan sebagai tempat belajar seni bagi utamanya wisatawan asing. Mereka tinggal di sini dan sehari-harinya diisi dengan belajar interaksi dengan penduduk lokal. Desa Mas, di wilayah Ubud, dikenal sebagai pusat penghasil ukiran kayu yang tiada duanya. Hampir di sepanjang jalan dan rumah anda akan menjumpai ukiran seni khas Bali dalam bentuk apapun, juga
sebagai pengrajin emas dan perak, selain itu menjadi tempat favorit untuk mendapatkan cinderamata. Pura banyak sekali terdapat disini, begitu juga ada Puri tempat tinggal turunan raja Ubud. Syukurlah aku dan keluarga, juga tinggal di salah satu Puri namanya Puri Anyar, tempat enak, tenang dan sepi di dalammnya, biarpun tinggal beberapa keluarga di dalamnya.
 

Pasar Seni Sukawati
Mau tau tempat belanja oleh-oleh selama ini? Mungkin anda juga sudah pernah ke sana. Apalagi kalau bukan Pasar Seni Sukawati. 2 kali ke Sukawati, hari 1 dan ke 2 di Bali, belanja menjadi kegiatan fave ku juga mami n tante-tante.. he..he…
Dengan menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam dari Ubud, sampai di pasar seni ini yang menawarkan berbagai barang seni dengan harga jauh lebih murah dibandingkan tempat lain. Mungkin bisa dibilang sebagai "malioboro"nya Bali. Barang kerajinan yang beraroma Bali banyak dijual di sini. Mulai baju kaos bermotif Bali, batik bali, sandal, sepatu motif, tas, sprei, bingkai photo, dompet dan barang kebutuhan sehari-hari lainnya banyak dijual di sini. Menariknya, bagi yang hobi menawar, keahlian anda bisa diterapkan. Tante ku tuhh paling jago menawar…. Ia menawar, baru deh saya ikutan membeli…. Saya lebih tertarik membeli, apalagi kalau bukan, kaos, kalung, sandal, tas, ikat pinggang… uhh puas deh. Barang2 tsb untukku, adikku, papi, pesanan teman dan juga buat oleh2 ke beberapa temanku.

Monkey Forest, Ubud

Dari rumah di Ubud, hanya 15 menit udah sampai disini. Di hutan Padangtegal merupakan situs suci Hindu Bali. Sehingga Kera yang berada di hutan Padangtegal berbeda dari kera kebanyakan. Pasalnya, kera tersebut disucikan oleh masyarakat setempat. Monkey forest begitulah kawasan ini dinamakan oleh masyarakat desa Padangtegal, dikelola oleh yayasan Mandala Wisata Wenara Wana.

Wisata Bali yang menghadirkan kera - kera dan pepohonan rimbun berlokasi di Jalan monkey forest - Padangtegal - Ubud - Bali - Indonesia. Dengan harga tiket untuk dewasa Rp. 15.000/orang dan anak - anak Rp. 7.500/anak, wisatawan bisa menikmati hutan kera seluas 12 hektare.
2 patung besar kera di kiri dan kanan jalan raya menjadi pintu ucapan selamat datang menuju Monkey Forest. Pintu masuk Monkey Forest ada 2, yakni pintu masuk sisi timur dan sisi barat. Pintu masuk sisi timur menjadi favorit pengunjung, selain merupakan pintu masuk utama juga karena area parkir untuk kendaraan lebih luas. Setelah membeli tiket, para pengunjung akan mendapat sambutan hangat kera - kera kecil di pintu masuk. Mereka seakan mengharap lemparan makanan dari pengunjung. Tak apalah, bila kita tidak memberikan makan, kalaupun kita ingin memberi makan pada si kera maka pihak manajemen Monkey Forest juga menjual setandan pisang yang dihargai Rp. 10.000 di pintu masuk.
Lebatnya hutan tropis di wana wisata Monkey Forest mengiringi langkah kami berpetualang dengan kera - kera lucu. Si kera - kera membuntuti langkah pengunjung kemanapun pergi. Di bagian dalam Monkey Forest terdapat kolam air berbentuk lingkaran, dimana tiap sudutnya terpajang patung kera. Turun ke bawah dengan menaiki anak tangga, maka kita bisa melihat Pura Dalem Agung dan Pura Permandian Suci dengan 3 konsep pura :
  • Pura Pertama - Utama Mandala, yaitu tempat permandian para dewa.
  • Pura kedua - Madia Mandala, di mana terdapat sebuah kolam suci.
  • Pura ketiga - Nista Mandala sebagai tempat permandian untuk umum.

Pura Goa Gajah (Elephant Cave Temple)

Pura ini di lingkupi oleh persawahan dengan keindahan ngarai sungai Petanu, berada pada jalur wisata Denpasar – Tampaksiring – Danau Batur – Kintamani. Namun Goa Gajah belum diketahui asal usulnya secara pasti. Nama ini perpaduan nama Pura Guwa (sebutan masyarakat setempat) dengan nama kuna yang termuat dalam prasasti-prasasti yakni Ergajah dan Lwa Gajah. Nama-nama Anta Kunjarapada dan Ratna Kunjarapada itu dari akhir abad kesepuluh sampai akhir abad ke Empat belas ( Negara Kertagama ). Kekunoan ini didukung oleh Peninggalan Purbakala.
Di pelataran Pura Goa Gajah terdapat Petirtaan kuno 12 x 23 M2, terbagi atas tiga bilik. Dibilik utara terdapat tiga buah Arca Pancuran dan di bilik Selatan ada Arca Pancuran pula, sedangkan di bilik tengah hanya terdapat apik arca. Lebih kurang 13 meter di sebelah utara Petirtaan terdapat Goa atau Ceruk Pertapaan berbentuk huruf T. Lorong Goa berukuran : lebar 2,75 M, tinggi 2,00 M. Dikiri kanan lorong terdapat ceruk-ceruk untuk bersemedi, jumlahnya 15 buah. Pada ceruk paling Timur terdapat Trilingga dan diujung Barat terdapat Arca Ganeca.
Di halaman Goa Pura Gajah diketemukan pula Fragmen bangunan yang belum bisa direkonstruksi. Tembok keliling menjadi penanggul tebing disebelah Barat pula ini. Lebih kurang 100M disebelah Selatan Petirtaan didapati sisa-sisa Percandian Tebing. Sebagian kaki candi itu masih ada bagian – bagian yang lain telah runtuh ke kaki yang ada didepannya. Sebuah Chatra berpayung 13 tergeletak ditepi kaki itu. Badan candi itu memakai hiasan yang sangat indah. Ada pula bagian Chatra bercabang tiga. Dua buah Arca Budha dengan sikap Dhynamudra diletakkan pada sebuah tahta berdekatan dengan ceruk yang hampir jebol. Berhadapan dengan percandian ini terdapat sebuah ceruk pertapaan pula. Didepan ceruk ini dibangun balai peristirahatan dan sebuah kolam.

Istana Tampak Siring dan Pemandian Tirta Empul

Istana Tampaksiring adalah istana yang dibangun setelah Indonesia merdeka, yang terletak di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali.
Nama Tampaksiring berasal dari dua buah kata bahasa Bali, yaitu "tampak" dan "siring", yang masing-masing bermakna telapak dan miring. Konon, menurut sebuah legenda yang terekam pada daun lontar Usana Bali, nama itu berasal dari bekas tapak kaki seorang raja yang bernama Mayadenawa. Raja ini pandai dan sakti, namun sayangnya ia bersifat angkara murka. Ia menganggap dirinya dewa serta menyuruh rakyatnya menyembahnya. Akibat dari tabiat Mayadenawa itu, Batara Indra marah dan mengirimkan bala tentaranya. Mayadenawa pun lari masuk hutan. Agar para pengejarnya kehilangan jejak, ia berjalan dengan memiringkan telapak kakinya. Dengan begitu ia berharap para pengejarnya tidak mengenali jejak telapak kakinya. Namun demikian, ia dapat juga tertangkap oleh para pengejarnya. Sebelumnya, ia dengan sisa kesaktiannya berhasil menciptakan mata air yang beracun yang menyebabkan banyak kematian para pengejarnya setelah mereka meminum air dari mata air tersebut. Batara Indra kemudian menciptakan mata air yang lain sebagai penawar air beracun itu yang kemudian bernama "Tirta Empul" ("air suci"). Kawasan hutan yang dilalui Raja Mayadenawa dengan berjalan sambil memiringkan telapak kakinya itu terkenal dengan nama Tampaksiring.
Istana ini berdiri atas prakarsa Presiden Soekarno yang menginginkan adanya tempat peristirahatan yang hawanya sejuk jauh dari keramaian kota, cocok bagi Presiden Republik Indonesia beserta keluarga maupun bagi tamu-tamu negara.  Komplek Istana Tampaksiring terdiri atas empat gedung utama yaitu Wisma Merdeka seluas 1.200 meter persegi dan Wisma Yudhistira seluas 2.000 meter persegi dan Ruang Serbaguna.

Kintamani

Kintamani, yang terletak di kabupaten Bangli, merupakan salah satu tempat wisata favorit pilihan wisatawan baik domestik maupun luar negeri. Umumnya di hampir semua travel agent atau tour operator di Bali, Kintamani masuk dalam itinerary (rute perjalanan wisata) setelah mengunjungi Batu Bulan (Tari Barong), kawasan wisata Ubud atau Sukawati sebagai pusat perbelanjaan.
Kintamani menawarkan suasana perbukitan yang segar dengan suhu udara sekitar 18 derajat celcius, mirip seperti udara di Bedugul atau Modoinding di sulut. Daya tarik utama dari kawasan Kintamani adalah pemandangan Gunung dan Danau Batur. Gunung Batur merupakan gunung yang masih berstatus aktif dan tertinggi kedua setelah gunung Agung di Besakih. Suasana terbaik adalah ketika menikmati hidangan santap siang sambil menikmati keindahan danau dan gunung ini yang menyemburkan asap bersahabat. Hehe.. juga banyak pelukis tubuh, buat tattoo yang dapat hilang dlm 2 minggu… hmmm suka di coba sih.. tetapi tidak dikasih sama mamiku… pdhl maksudku di kaki aja, kan tertutup dengan celana panjang.
Tertarik untuk lebih mengenal Kintamani? Sempatkan juga diri anda untuk mengunjungi desa Trunyan yang terletak di dekat danau. Tapi anda mesti menyebrang dengan perahu untuk sampai di sana dengan perjalanan kurang lebih 20 menit. Harganya jg cukup mahal sih Rp. 400 ribu untuk boat kesana. Yang menarik dan unik yaitu cara pemakaman penduduk lokal yang tentunya berbeda dari kelaziman di Bali. Mayat disandarkan di pohon tanpa dikuburkan. Tapi yang unik mayat tidak mengeluarkan bau karena ternetralkan oleh bau harum kayu yang dinamakan Menyan. Hmmm ngeri ahh….. 

Tanah Lot 

Tanah Lot merupakan salah satu tujuan wisata favorit di pulau Bali. Aku juga sangat senang disini. Objek wisata ini terkenal akan Pura Tanah Lot yang terletak terpisah dari daratan, namun masih bisa dijangkau kalau air laut surut tanpa harus menggunakan perahu. Pura ini merupakan salah satu pura utama di Bali yang dikenal dengan Sad Kahyangan. Pura Tanah Lot terletak di desa Beraban, Tabanan, kurang lebih 1 jam 15 menit perjalanan dari Ubud, atau 1 jam dari Denpasar.
Menurut cerita, pura ini dibangun pada abad ke-16 oleh Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan ajaran Hindu di pulau Bali. Selain sarat dengan nilai historis, pura ini juga menawarkan pesona yang menakjubkan di antaranya sunset (matahari tenggelam) dan sangat ramai dikunjungi wisatawan terutama di sore hari. Padahal di Boulevard Manado, bias lihat sunset, tetapi kenapa yah di Tanah Lot yg punya daya magis, malah lebih ‘terasa’ sunset dan indah sekali suasananya. Hmmm… byk artis yg kawin disini… mmg harus diakui tempat yg sungguh romantic. Duhhh, kapannn ya bias menikmati suasana begini berdua hehehehe… (blush.com)

GWK
Hari terakhir di Bali, kami diajak ke Garuda Wisnu Kencana atau sering disebut dengan GWK, patung ini dibangun pada tahun 1997 oleh Putra Bali yang bernama I Nyoman Nuarta yang akan dijadikan patung terbesar didunia. GWK adalah jendela seni dan budaya Pulau Dewata yang memiliki latar belakang alami dan letak yang sangat strategis sehingga bisa melihat bali yang indah dari atas.


Dreamland
Pantai Dreamland terletak di kawasan pecatu atau sekitar 45 menit dari kota Denpasar. Di sekitar pantai Dreamland terdapat tebing-tebing  yang menjulang tinggi serta pantainya yang berpasir putih sehingga membuat pemandangan di sekitar pantai ini begitu memukau. Pantai dreamland sendiri hampir mirip dengan pantai kuta namun jauh lebih sepi dan airnya pun masih  nampak sebening kristal  serta memiliki ombak yang tinggi dan besar sehingga pantai ini sangat cocok untuk melakukan olahraga surfing.


Uluwatu
Pura Uluwatu menempati lahan diatas tebing yang memiliki ketinggian sekitar 70 m diatas permukaan laut. Didepan pura terdapat hutan kecil yang berfungsi sebagai tempat penyangga kesucian pura serta menjadi tempat hunian puluhan kera. Pura uluwatu juga menjadi terkenal karna tepat dibawahnya  adalah pantai pecatu yang kerap kali digunakan sebagai tempat pelaksanaan event- event internasional. Di sini memang mirip seperti Tanah Lot, pemandangan pura dan laut, serta sunset yg indah, dan tebing2nya wow.. takut tapi indah sekali, menggugah rasa bahwa alam begitu indah itulah ciptaanMu, Tuhan. Di sini mami kena deh… topi yg dipakai disambar kera, dibawa lari tak  kembali… ha..ha…..  aku sampai ngeri ahh mengeluarkan kamera, nanti diambil/disambar lagi…. Di sini memang tidak boleh membawa apa-apa di tangan, pasti diambil kera-kera, yg dibiarkan aja bebas di alam.


Pantai Kuta dan Legian
Pantai pasir putih, dengan para turis mancanegara banyak disini, berjemur, main surfing dan berenang saja. Mau lihat body juga bisa, karena dengan cueknya mereka memakai not only swimsuit tetapi bikini, 2 pieces ha..ha…. pingin coba sih… tetapi saat itu hari terakhir dan tidak lama lagi akan diantar ke airport… wah mana sempat mandi? Biar deh yang penting udah lihat pantai Kuta yg terkenal itu.

Monumen Bom Bali
Kalau anda sedang liburan di kawasan Kuta atau Legian, pastinya tak pernah melewati tempat yang satu ini, tepatnya sebuah monumen peringatan. Di monumen ini terpahat nama-nama korban Bom Bali I sebanyak 202 orang. Monumen lebih dikenal dengan nama monumen peringatan bom Bali. Tempat ini juga menjadi favorit sebagai backdrop untuk sekedar photo-photo bagi para pengunjung. Pada tanggal 12 Oktober tiap tahunnya diadakan peringatan di tempat ini yang dihadiri oleh keluarga korban dan perwakilan negara-negara sahabat. Prosesi di sore harinya dilanjutkan di pantai Kuta yang bertajuk “Paddle for peace”. Gema perdamaian dan renungan pun dikumandangkan. Wah so sad, mengingat peristiwa lalu, biadabnya orang yg meledakkan bom tersebut, hanya karena keyakinan picik. Saya yakin tidak ada agama yg mengajarkan seperti itu, tetapi pikiran piciklah yg membuat analisis sendiri dan dendam yg tak ada artinya. 

Akhirnya perjalanan kami berakhir… putar2 kota Denpasar, akhirnya ke Bandara Internasional Ngurah Rai… dimana aku akan melanjutkan perjalananku ke Jakarta. Pastinya hari-hari di Bali takkan terlupa…. Banyak kenangan manis… pastinya enak untuk dikenang. Memang pantas Bali menjadi ikon pariwisata, semua yg indah, baik, menyenangkan dan nyaman ada di Bali. Yg enak juga kalau jalan2 di Bali, semua jalanan mulus, saya kok tidak melihat ada lobang2 ya.... (begitu dong, ndak sama di manado hahaha kota pariwisata 2010, tetapi infrakstrukturnya aja... wahhh msh jauh dgn bali deh).
Saya ke Jakarta via Batavia sendiri jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, sampai Jakarta 8.15 malam, langsung deh ke Cottage Putri Duyung Ancol, ketemu teman-teman SMP… reunion hmmm nanti ya untuk story yg satu ini…………
Pokoknya nanti kalau ke Bali lagi, aku pingin coba berbagai kegiatannya, mandi di pantai, surfing, rafting, driving (hmm banyak mobil yg disewakan dan cukup murah), kegiatan yg tidak bisa dilakukan… biarpun kusuka, maklum karena kalau jalan dengan ortu, lebih banyak kuatirnya deh yauww ………  Sudah setengah Bali dijalani dlm waktu 5 hari di sana, lumayanlah untuk melepaskan stress dan rutinitas selama ini…. One day I will come again to Bali…


Terima kasih ku, untuk kakak-kakak sepupuku disana : Tjokorda Otis (akrab kupanggil Kak Otis), Tjo Enggo, Tjo Udek, Tjo Atok, dan Tjo Ai (yg udah bela-belain nganter kita putar-putar hampir setengah pulau Bali deh :) hope we will meet again..........

No comments: