Tuesday 20 April 2010

Lasallian Formation : What’s happening to me (us)?


Acara kantor sih… salah satu program dari Rektor kami untuk mengikuti apa yang kami sebut “Lasallian Formation”. Acara ini bagi saya untuk memperkuat pemahaman dalam Lasallian (orang2 De La Salle, satu komunitas menyebut diri ini) Spirituality. Dan lebih jauh dapat menerapkan dalam hidup sehari-hari terutama dalam lingkungan kerja kami.
Kegiatan ini dalam undangan ditulis DIWAJIBKAN. Yeah… sebagai orang yg menjadi bagian di Unika De La Salle Manado, suatu kewajiban untuk mengikuti semua kegiatan yang diadakan. Saya juga ikut serta dalam kegiatan 2 hari, Minggu-Senin, 18-19 April 2010 bertempat di Tasik Ria Resort. Lumayanlah… lain dari aktifitas sehari-hari, rekoleksi tapi juga refreshing buatku he..he…..
Acara dimulai dengan Misa Syukur, dipimpin Pst Revi Tanod, yg juga rektor. Beliau men-sharing pengalamannya waktu menjadi frater, dan akhirnya dengan segala keterbatasan , suka dukanya, Tuhan tetap pilih untuk menjadi ‘messenger’ bagi banyak orang… menjadi saluran Tuhan, untuk itu beliau menjadi seorang Imam. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, Tuhan jg sudah atur sehingga beliau juga bisa menjadi Rektor yang membawahi dan memanage banyak orang, banyak kepentingan, beda latar belakang pendidikan, beda visi atau misi, beda karakter orang, dll, tapi semua harus disatukan dalam semangat Lasallian, agar apa yang menjadi cita-cita dan upaya St. John Baptis De La Salle founder of De La Salle Education, and also patron of Teacher in the World, dapat kami wujudkan dalam institusi De La Salle Manado saat ini.
Selama 2 hari itu tentu banyak yang berkesan, tetapi saya lebih suka mengekspresikannya sesuai dengan kenyataan yang ditemui, bukan menjadi impian atau mau saya, karena pengalaman dan pemahaman orang berbeda-beda….. biarpun kami menerima program yang sama. Sudah ± 7 tahun saya bekerja dan mengabdi di institusi ini, orang-orang di dalamnya saya kenal semua, biarpun saya tidak tahu banyak dengan kepribadian, karakter, apa yg mereka kerjakan atau hasilkan selama ini. Saya menyadari ada perbedaan besar antara ‘kenal’ dan ‘tahu’, apalagi perubahan situasi, status, jabatan, dll dapat merubah orang juga! Hal-hal ini, dari dulu selalu dinasehati oleh orangtuaku, bahwa harus mampu beradaptasi dengan perubahan situasi dan kondisi, serta orang (teman), dan mampu membawa diri dalam situasi apa pun. Selalu berdiri dengan prinsip bahwa apa yang kau lakukan, kau pikirkan, bila itu benar, bicara saja, yang penting dengan cara-cara yang baik dan berpendidikan. Selebihnya, bukan menjadi bagian ku lagi…. Pasti ada orang yang akan membantumu, bila itu memang seharusnya, dan itulah cara Tuhan bekerja dalam segala apapun.  Hal ini kurang lebihnya sama dengan apa yg pernah kuterima, I got a message from my  best friend, and I really appreciated that, “Don't put the key to your happiness in someone else's pocket but into your own, and you will appreciate the value of every soul including yourself”. 
But I have to speak up what I worried about, what my concerned about…. Then I just can wait… because it’s not me anymore to make decision….

Bro. Rey Mejias, FSC (from De La Salle University of Manila, also from FSC brothers) menjadi pembawa materi, mentor, guider  tunggal  selama 2 hari rekoleksi ini, aku banyak dapat manfaat pengalaman bersama semua teman, orang-orang yang bekerja bersamaku setiap hari. Ada rekan kerja dan ada juga yang bisa ku kategorikan temanku, sahabatku. Karena bagiku, sahabat adalah justru orang yang akan bersamamu di saat kau susah, dibawah, atau masa sulit, ia akan senang denganmu, akan mendukung dan mengusahakan yg terbaik. Kalau yang lain kan hanya ada di saat kau senang, lagi diatas, dan mendekat, atau mau bertegur sapa setelah itu… yg lain malah lebih mencari keuntungan tidak membawa misi 'si tou tumou tumou tou'.... hmmmm bagiku mereka bukanlah teman apalagi dijadikan sahabat. Jadi hanya partner kerja saja. Soalnya yang begini sih… bisa diketahui setelah punya pengalaman bergaul dan bekerja bersama.  
 
Secara garis besar acara : Misa pembukaan, sesi perkenalan, materi dari bruder, sesi doa, body prayer, malam ‘curhat’, kesaksian akan acara atau materi, dan Misa Penutup, yang juga disisipi acara Pelantikan Pembantu Rektor II.  Bruder Rey menghantar kita untuk mengenal Patron kita St. John Baptist De La Salle, mengetahui apa yang ia buat, setelah itu apa sih yang menjadi goal/tujuan semua sekolah dibawah naungan De La Salle in the world, apa spritualitas kita semua, dan bagaimana menjadi seorang Lasallian sejati.
Misi : to educate the poor especially the young people through education. The poor, bukanlah maksud hanya orang miskin, tapi bisa dikategorikan the least, the lost and the last people. Spirit yang harus diketahui, dihayati dan diwujudkan dalam pendidikan Lasallian adalah FAITH, SERVICE and COMMUNITY.  Sebagai seorang Lasallian, punya iman yg teguh, melayani sesama/mahasiswa dan terkait dengan baik dan benar, serta menjadi satu komunitas membangun bersama. Secara singkat yang dapat ku tulis disini, seperti itulah.  Hal lain yang berkesan, sesi curhat di malam hari itu, semua orang, para staf dan dosen, saling memberikan pendapat, masukan, pujian dan kritik membangun terhadap orang lain/sesama rekan kerja. Jadi, saya harus memberikan apa saja secara singkat, pujian atau bahkan kritik membangun ke orang yg berada di depanku secara berbisik saja, lampu dibuat terawang untuk menghantar suasana… hmmm  semua akan kena giliran membuat pernyataan tapi juga akan duduk untuk menerima pendapat, pujian ataupun kritik dari teman di hadapan kita. He..he… baru kali ini sih aku seperti ini dalam pengalaman begini, sehingga agak kaget. Tetapi bagi saya pribadi diterima saja, dijalani session ini karena juga bisa jadi masukan dan tahu bersikap ke depan… karena ada hal yang memang kadang tidak kita sadari tapi justru itu menjadi bahan penilaian orang lain terhadap kita.

Contoh yang tak terduga… saya menerima pujian (mostly from all my collegues), yang mengikuti formation ini sekitar 50 orang jd yeah 50 pendapat/pujian/saran/kritik, thank God lebih banyak pujiannya he..he..., tetapi juga saran dan ‘dianggap’ kekurangan… contohnya, saya tidak menyangka, orang-orang yg kadang sekali saya punya komunikasi dengan mereka, krn memang kita tidak ada hal untuk dikomunikasikan sehubungan dengan kita tidak satu bagian, atau satu fakultas, tetapi justru mereka melihat aspek yang lain, yg sempat teringat sih ada yang berbisik : “mem, saya ingin spt mem, orangnya cantik, tahu membawa diri, pandai, dan percaya diri (hmmmm thank u for that), saya ingin berteman dengan mem, tp mem sih keliatan cuek, mmg disadari saya jg tidak tahu mo ngomong apa dengan mem” he..he… yg lain bilang ; “stella, jadilah terus kebanggaan kami, bikin bangga orang tuamu, tetap lah seperti ini yg ku kenal”, yang lain bilang, “ mem, kita senang mem selalu perhatikan kami, biarpun spontan dan kadang terlalu to the point, tp lebih baik begitu, drpd orang lain yg senyum2 tapi hatinya nda tulus kote… Mem, kt ingin bisa seperti mem, banyak disenangi orang, ide2 brilian (hmmm oya?), kalau kerja nda mau lambat n lebay, aku mau mem boleh jd temanku” hmmmm karena nda bisa menjawab sih… jd tenang2 aja, geli atau senang disimpan aja di hati ;) … teman yg lain apalagi yg cowok, pada pegang tangan lagi, ada yg hug me, auhh maksudnya senang dan suka berteman kali he..he…  ada lagi yang enggan or segan, hanya menatap, tertawa, dan bilang, “stella, nda tahu mo bilang apa denganmu” sambil senyum2 aja…. malah ada yg satu kata aja "sexy" (ahh he..he...). Kalau sesi aku yg harus mengungkapkan sesuatu kepada semua rekan2 kerjaku, satu persatu, saya orang yg susah mengungkapkan perasaan, lebih senang dalam tulisan, apa yg kurasakan, bagi saya itu pribadi, hanya beberapa teman saja yg mau aku bilang agak panjang, karena aku mengalami banyak hal dan pengalaman, baik sbg teman dan kebersamaan dalam kerja, sehingga enak untuk menyampaikan sesuatu, termasuk saran2ku… tp yang lain? Hmmm, paling yang bisa terungkap, “kamu orang yang baik, saya bisa menjadi temanmu, kita bisa bekerjasama ke depan” he..he…. nda fair ya… mereka bisa bilang pujian2 dan kata2 panjang buatku, kok aku hanya bisa segitu ya? Yah… ku terima pujian dgn hati senang tp juga apakah ini tulus atau gimana ya?? Moment itu banyak jg temanku yg berurai airmata, malah ada yg over react, imo imo (bahasa tagalog), tapi tdk bisa disalahkan juga, krn mereka yg merasakan kan? saya juga bisa merasakan dgn begini saya jadi tahu mereka, apa yg mereka mau, dan bisa perbaikan relationship ke depan. Tapi juga saya tidak terlalu nyaman dengan mengungkapkan perasaan terhadap org yg saya tidak 'terlalu kenal dan dekat", wahhh bingung jg, apalagi memang saya lebih bisa mengungkapkan bila punya 'feel' and 'chemistry' dengan orang, so i will get 'in to' it... sayangnya yg lain 'ekspresi' dan 'pengungkapan perhatian' ini hanyalah antar kami sesama rekan kerja, entahlah bila itu diungkapkan kepada atasan, dan gimana pengungkapan atasan terhadap bawahannya??? so, it was not completely all civitas.
Bagi aku pribadi, bukan hanya soal kita mengerti dan tahu ttg Lasallian Spiritualitas tetapi apakah kita semua mampu menerapkannya dalam lingkungan kerja? Karena back to reality, I have not found yet, what is really Lasallian in our campus, who are they?.... Especially my own experiences recently, I got ‘something’ and really makes me ‘sick’ and 'fed-up'. Why it’s happening to me? Why he is done to me? God, you know my concern about this university existence,  I just wanna be a part of true and good institution, with true Lasallian spirit, with supportive people around me, because it will also elevate myself to be better human resources every day, each by day. So after this formation, what is next? anything will change? or just a part of it? or wait n see again? or be passion? or..... so many questions? so many commas, so the sentences is never been complete. Mudah-mudahan tidak ada lagi yang merasakan or mengungkapkan, kita (mungkin sebagian orang) bagai anak tiri di rumah sendiri, dan yg menjadi anak kandung adalah orang luar, atau ungkapan lain, bagai sebuah rumah, maka perabot milik sendiri tidak diperhatikan untuk dibuat kinclong, tetapi barang milik orang lain yang dipinjam malah lebih diperhatikan untuk tetap dijadikan perabot luxurious, dipajang di etalase bagian depan, di-upgrade dan dibanggakan pada setiap orang? hmmmm .... bagi saya sih......kalau mau berkiasan.. mobilku bukan berkelas tapi punya sendiri, kuperhatikan dengan baik, kurawat dan kusayangi, dan ia menjadi sangat berguna buatku, dari pada pamer mobil orang lain, mulus, kelas mahal, bukan punya sendiri, kredit lagi ha..ha.... yah kiasan-kiasan dari teman2 yang bisa dijumpai di mana saja, bisa tempat sendiri juga tempat lain.
Hal yang berkesan yang lain, he..he... untuk pertama kalinya aku berenang, nyebur di kolam udah tengah malam jam 12 malam.... asyiiik dengan rekan-rekan kerja (ivonne, petty, teddy, aldrien, edino, gladis, sesil, steven) , yg cuma asyiik aja di tepi kolam ada vekky, aman, maikel, angky, meitty, joice .... kami menikmati hari, melepas stress, dan juga menikmati kebersamaan... saya merasa senang juga.... hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya... ha..ha... cuek ajalah... di kolam kan harus pakai swimsuit? masa' baju gereja atau baju kantor sih he.he... syukurlah my body was fit, so i could swim at midnight ;)

Jadi, kembali dari Tasik Ria Resort, dari rekoleksi dengan kepala yang full pertanyaan, hati yang nano-nano, manis, asam, pedis he..he... tapi juga perubahan pandangan bahwa spirit itu jangan pernah padam, karena tanpa spirit itu, sia sialah apa yang menjadi harapan St. John Baptist DLS, pendiri, pemrakarsa, dan yang mengusahakan institusi De La Salle di Manado berdiri.... saya hanya bisa ingat jasa dan kepercayaan orang-orang yang 'sangat baik, tulus, sayang,' dalam hidupku dan tidak ingin mengecewakan mereka. 
Anyway, I m not wonder woman, I am only ordinary woman with extraordinary life. 
Like my pray to God through Serenity Prayer :
God grant me the serenity to accept the things I cannot change;
courage to change the things I can;
and wisdom to know the difference.

Living one day at a time;
Enjoying one moment at a time;
Accepting hardships as the pathway to peace;
Taking, as He did, this sinful world
as it is, not as I would have it;
Trusting that He will make all things right
if I surrender to His Will;
That I may be reasonably happy in this life
and supremely happy with Him
Forever in the next.

Amen.
In loving memory of
F
Trust in the LORD with all your heart
and lean not on your own understanding;
in all your ways acknowledge him,
and he will direct your paths.
Proverbs 3, 5-6

Saturday 10 April 2010

Kemeriahan Hut Uskup Manado


Konsekrasi Gereja Katedral Manado dalam HUT ke-70 Mgr. Josef Suwatan, MSC
Sabtu, 10 April 2010

Hari ini kuingat adalah HUTnya Uskup kami, Mgr. Josef Suwatan, MSC akan dibuat Misa di Katedral yang sekalian akan dikonsekrasi. Bersama kedua orang tuaku, aku ke Gereja Katedral di Jalan Sam Ratulangi, jalan protokol di Manado…. Tetapi biarpun merupakan jalan umum, tetapi karena acara yang sangat penting dan bersejarah, serta melibatkan dan mengumpulkan begitu banyak umat Katolik, sehingga jalan protokol ini ditutup dalam jangka waktu cukup lama sampai acara selesai. Syukurlah jalanan belum begitu macet waktu pagi itu, karena Stella datang sejam sebelum acara dimulai… maunya sih dapat tempat duduk di dalam gereja, agar bisa mengikuti misa dan melihat jelas semua rangkaian acara, makanya harus datang lebih awal…. Biarin deh nunggu :)). Syukurlah bersama mami, Stella bisa duduk dengan nyaman di dalam gereja yang megah yang akan ditahbiskan, diperciki air suci dan diurapi dengan dupa, tentu saja ada makna filosofi dan symbolic  akan kegiatan ini, selain agar bukan hanya secara fisik umat menikmati dan punya gereja pusat yang bagus sekali, tetapi juga dari sini umat lebih berkembang iman dan percaya secara kualitas dan pertambahan umat dalam kuantitas… terbukti diungkapkan dalam Laporan Panitia, Ketuanya Ibu Marieta Kuntag…. Bahwa awal mula hanya renovasi tetapi ternyata sesuai kehendak Bapa di Sorga, maka gereja ini dibangun kembali menjadi lebih besar, luas, dapat menampung sampai 1000 orang di dalam gereja dan design-nya megah dan mewah….

Dalam Misa Syukur Konsekrasi Gereja, tetapi juga dirangkaikan dengan HUT Uskup kami, Uskup Manado Mgr. Josef Suwatan, MSC. Beliau begitu terberkati, karena di usia 70 tahun, gereja Katedral yang merupakan gereja Katolik Pusat umat Katolik di Keuskupan Manado, bisa diresmikan/ditahbiskan/dikonsekrasi. Acaranya begitu hikmat untuk Misa Syukurnya, selain sang Jubilaris Mgr. J. Suwatan, dapat dihadiri 5 orang Uskup yaitu :
1. Nuncio/ Duta Vatikan, Mgr. Leopoldo Girelli
2. Uskup Agung Makassar, Mgr. John Liku Ada
3. Uskup Sorong, Mgr. H. Datus Lega
4. Uskup Monokwari, Mgr. John Saklil
5. Uskup Banjarmasin, Mgr. Nicolas A. Saputera
Serta 2 perwakilan dari Keuskupan Amboina dan Keuskupan Kupang, para pastores yang jumlahnya 100-an lebih, para suster, bruder, frater, para donatur besar yang khusus datang seperti dari Jakarta dan Surabaya, Gubernur Sulut Drs. S.H. Sarundajang dan ibu, Muspida, walikota, bupati, serta calon-calon walikota Manado (yang akan bertarung dlm pilkada Agustus 2010 ini) semua terlihat, baik yang katolik maupun yang non-katolik…. Dan yang sangat banyak, antusias mengikuti acara ini yaitu umat Katolik yang datang se-kevikepan Manado, juga dari Minahasa, Bitung, Kotamobagu bahkan dari Gorontalo (kebetulan saya melihat beberapa umat dari sana). Sungguh perayaan yang sangat bersejarah untuk Keuskupan Manado. Di dalam gereja, penuh, apalagi di luar gereja dengan tenda di kanan kiri dan muka gereja, sampai di jalan umum…. Kebayang dong umat yang hadir…. Saya yakin bukan hanya karena acara bersejarah bagi keuskupan Manado tetapi juga karena Uskup kami berulang tahun ke 70.

Stella mengikuti dengan baik Misa Syukur ini, serasa lebih diteguhkan dengan homily/kotbah yang disampaikan oleh Mgr. John Liku Ada….. Intinya beliau mengulas tentang CHANGE, bahwa berubah biasanya kita berpikir ingin bisa mengubah dunia, kemudian tidak bisa ternyata, kita berusaha merubah orang orang disekitar kita, dan setelah umur mendekati ajal, baru disadari bahwa juga tidak berhasil mengubah orang, dan akhirnya disadari bahwa paling utama adalah berubah dari diri sendiri…. (Stella pernah membaca pernyataan ini dalam buku Antony de Mello)… selain itu caranya menyampaikan homily sangat memukau… secara pribadi aku tersentuh dengan homily ini dan sesuai dengan pesan beliau di awal, disimpan dalam hati dan direnungkan…. Ayat-ayat alkitab yg sempat ter’kutip’ di kepala dan benar –benar meneguhkan aku saat ini, aku sangat bahagia karena percaya tidak ada yang kebetulan untuk segala sesuatu, di saat hatiku gundah karena beberapa hal yg terjadi, Tuhan datang menegurku, mendamaikan hatiku, menggembirakan lagi dengan kata-kataNya sendiri lewat homily dan kesaksian Mgr. Suwatan yaitu “segala sesuatu akan indah pada waktu-Nya (Pengkotbah 3:3)” dan Tuhan bersabda dalam kitab Wahyu 21 : 1-5a, “Allah akan menghapus segala airmata, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama telah berlalu. Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru”. Tuhanku, terima kasih banyak atas semua kekuatan ini… aku terharu… aku merasa bahagia dan sungguh bersyukur… karena aku memang bertekad untuk mengubah diriku sendiri menjadi orang yang lebih baik, meninggalkan yang lama, karena segala sesuatu yang lama telah berlalu, aku ingin segala sesuatu yang baru… dan peneguhan Tuhan yang  sangat kupercaya bahwa segala sesuatu akan indah pada waktu-Nya…. Dalam hal apa saja. Sebagai manusia lemah, kadang aku berpikir Tuhan ini sudah benar dan maksimal, tetapi ternyata bukanlah seperti itu… Tuhan menghendaki lain dan memang itulah yang terbaik dalam hidup.

Setelah Misa, masih dalam rangkaian acara ada Laporan Ketua Panitia Pembangunan Gereja, Ibu Marietta Kuntag, dipaparkan mengenai sejarah gereja Katedral, setelah itu Sambutan dari Gubernur Sulut Drs. S.H. Sarundajang intinya memberikan selamat untuk umat yang bisa menyelesaikan pembangunan gereja Katedral yang sangat indah dan megah, berada di pusat kota, jalan utama, dan bisa merupakan tempat wisata religi di Sulut, serta beliau juga mengungkapkan rasa terima kasih untuk kerjasama yang baik pemerintah dengan Uskup dan umat Katolik. Nah, ini yang kutunggu, kesaksian sang Jubilaris Mgr J. Suwatan, MSC dimana HUT-nya ke 70 juga dapat kado yg tak terlupakan dan membanggakan dari umat sebuah gedung gereja yang megah, tak dipungkiri ungkapan hati beliau merupakan berkat dan rahmat dari Tuhan, untuk yang mendengarnya, bahwa Tuhan bekerja pada waktu-Nya dan itu akan menjadi indah, diungkapkan dengan sedikit terbata-bata karena haru dan bahagia oleh Mgr karena pasti beliau merasakan kasih Tuhan yang tak terhingga dalam hidupnya, dan beliau mengekspresikan dengan penuh syukur tetapi juga encourage para pastor dan semua umatnya untuk lebih ber-iman, percaya dan bersyukur dalam hidup. Akhirnya sambutan Nuncio/Duta Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Leopoldo Girelli, dengan bahasa Indonesia berdialek ‘lidah barat’ tetapi bisa dimengerti, dan sambutan beliau banyak membuat umat yang hadir bertepuk tangan karena gembira, dan setuju dengan semua pernyataan beliau yang juga dibumbui dengan bahasa daerah Minahasa seperti, maleo leosan (artinya baku baku sayang), torang samua basudara, dll…. Sangat menarik… sambutan beliau dibuat memang untuk attractive people…

Misa usai, acara tetap berjalan… resepsi…. Saya mendengar dari panitia disiapkan catering untuk 2000 orang… wah makanannya banyak melimpah… dan memang umat yang hadir senang… syukur juga cuaca begitu mendukung…. Cerah, secerah hati semua yang bisa merasakan kemeriahan pesta syukur ini.

Setelah makan di keuskupan, sempat melihat dan berjabat tangan dengan Gubernur dan Duta Vatikan yang lewat di depanku, sangat dekat, jadi tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk menyalami juga mencium cincin nuncio… Ohh ternyata Nuncio Mgr Leopoldo Girelli akan segera ke airport kembali ke Jakarta, diantar sampai airport oleh Gubernur, Pst Herman Umbas, dan iring-iringan beberapa mobil polisi mengawal…. Wah acara ini mampu menarik banyak pejabat di daerah Sulut untuk datang dan terlibat…..para calon pejabat…. Para pengusaha….. dan banyak lagi dari berbagai kalangan.

Syukurlah, setelah cukup lama menunggu agar tamu-tamu lain sudah pulang, bisa juga leluasa ketemu Mgr. Josef mengucapkan Selamat HUT kepada beliau… penerimaan kebapakan, senyum dan kata-kata Mgr, selalu membuat aku senang dan damai… Mgr sempat titip pesan kepadaku, wah tanpa itupun Stella memang akan melakukannya! :))

 Bravo dan Proficiat atas kerja keras Pastor Herman Umbas sebagai pastor paroki Katedral, panitia pembangunan gereja/acara ini yang diketuai Ibu Marieta Kuntag, umat Katedral dan siapa saja yang terlibat… acaranya sangat teratur dan meriah…. Yang Stella pribadi merasa 'kurang', karena aku lupa membawa kameraku (malam sebelumnya, baterai di-charge sehingga aku mengeluarkan kamera dari tas yg biasa kubawa :( akhirnya foto-foto yang ada hanya diambil dari handphone-ku, yg pastinya tidak terlalu bagus gambarnya... biar deh yang penting ada dan Buku Kenangan Katedral, yg saya tahu akan dibagikan, kok tidak terlihat dibagikan? (aku jadinya tidak dapat deh buku kenangan itu). Penyusun buku tersebut adalah Noldi Watuna, yg kebetulan Dekan Fak. Teknik di Unika De La Salle Manado, rekan kerja disana… waktu ku minta, ia cuma bilang semuanya udah diserahkan ke panitia 1000 buah… Pantasan minggu-minggu lalu, ia bilang sangat sibuk sehubungan dengan penyusunan buku kenangan ini toh…. He..he… saya ingat Pst Herman pernah telpon Stella untuk minta nomor telpnya Noldi, ohh ternyata karena juga untuk penyusunan Buku Kenangan ini.. Stella juga jadi ingat 2 minggu sebelum acara ini, aku online di fb-ku dan kulihat tumben ya Pst Herman jg online, penasaran kutanya aja… beliau balas chatingku ‘baru selesai misa dan ini sementara rapat panitia untuk pentahbisan gereja’… saya tanya "sama-sama dengan Hut Uskup ya?" Pst Herman jawab "ya". Akhirnya kututup aja chating kita "Ok deh Pst, nggak akan ganggu lama, selamat berapat ria ya mudah2an acara sukses".
Syukur lah semua usaha dan kerja keras terbalas dengan suksesnya acara itu…. Proficiat yaaa, cuma itu yg bisa kuungkapkan waktu ketemu Pst Herman di halaman Katedral.....
SYUKUR….SYUKUR…. PUJI TUHAN….. untuk gereja kudus-Mu, Tuhan..
Proficiat, Yang Mulia Mgr Josef…. We love you.

Friday 9 April 2010

Kado Puisi untuk Ibu

Hari ini tgl 9 April 2010 adalah HUT Ibuku tercinta ke-61... usia yang tidak muda lagi tapi bagiku ia tetap awet muda. Beliau adalah segalanya..... Kado hanyalah simbol bahwa aku mencintai dan perhatian kepada ibuku.... tetapi yang terpenting adalah pernyataan langsung untuknya....

Masih pagi sekali, setelah ibuku pulang dari Misa Hariannya di gereja (beliau memang setia dengan Misa Harian), aku menyambutnya dengan pelukan dan ciuman di kedua pipinya sambil berucap "Selamat HUT, Mi... panjang umur dan sehat ya...". Hanya itu dan ibuku balas memeluk sangat erat, tersenyum sambil berucap "terima kasih, anakku". Hal seperti ini pun sudah sangat membahagiakan kami berdua. Aku tahu mami tidak pernah meminta dibelikan atau disiapkan kado untuk setiap HUTnya.... tetapi aku sih yang pingin.. Aku hanya menyiapkan seperangkat kalung+anting untuk ibuku... ia menyukainya (mami senang dengan asesoris dan pernak-perniknya ;).... memang bukan barang yang mahal sekali, tetapi itu simbol yg menandakan bahwa hari ini spesial untuknya... saya juga yakin kok, mami juga tidak akan menilai harganya, tetapi perhatian dari anaknya, itu yg paling ia harapkan....

aku ingin membuat PUISI untuk ibuku....

Ibu
Maafkanku atas tangis mu dengan kenakalanku
Maafkanku atas rasa bodoh yg kau rasakan selama ini bila kurang hati-hati menjagaku
Maafkanku atas segala laramu untukku bila aku tidak mengikuti kemauanmu
Maafkan…......


Ibu
Mengapa tak sadar diri ini
kalau DIA selalu menyayangiku
Lebih dari siapapun dan Apapun


Aku tak sadar
Ketika DIA selalu mencobaku
Selalu tak terima aku
Ketika DIA sedikit memberiku masalah
Selalu tak rela aku


Baru kini kusadari
Bahwa dibalik semua cobaannya…
Pasti ada sebuah mimpi dan harapan
Mimpi untuk menggapai asa NYA
seperti juga ibu......


Ibu
Terimakasih atas segala peluhmu
Yang selalu menjagaku
Ibu..
Terima kasih untuk cintamu yang tulus...
I will always love you
Now and forever... amien

Thursday 8 April 2010

Kisah Laki laki Buta (fisik dan hatinya)


Ada seorang laki-laki buta yang membenci dirinya sendiri karena
> kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri,
> tetapi dia juga membenci semua orang , kecuali kekasihnya.
> Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan
> menghiburnya. Dia berkata akan menikahi kekasihnya hanya
> jika dia bisa melihat dunia.

Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata
> kepadanya sehingga dia bisa melihat semua hal, termasuk
> kekasihnya. Kekasihnya bertanya, "Sekarang kamu bisa
> melihat dunia. Apakah kamu mau menikah denganku?"
> Laki-laki itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata
> buta. Dia menolak untuk menikah dengannya.

> Kekasihnya pergi dengan air mata mengalir, dan kemudian
> menulis sepucuk surat singkat kepada laki-laki itu,
> "Sayangku, tolong jaga baik-baik mata saya."
* * * * *

> Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia
> berubah saat status dalam hidupnya berubah 
(aku punya pengalaman dan kenal dengan orang spt ini). 
Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan dalam hidupnya.

Hidup adalah anugerah
Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar -
Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.

Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu -
Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu -
Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke surga.

Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu -
> Ingatlah akan seseorang yang begitu mengharapkan kehadiran
> seorang anak, tetapi tidak mendapatnya. Ada yang telah diberikan seorang anak, tetapi malah membuang, membenci dan tidak mengakuinya.
 
Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan
> tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai -
> Ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di jalanan.

Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh -
> Ingatlah akan seseorang yang harus berjalan kaki untuk
> menempuh jarak yang sama.

Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu -
> Ingatlah akan para pengangguran, orang cacat dan mereka yang
> menginginkan pekerjaanmu.

Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain -
> Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang  tidak berdosa dan
> kita harus menghadap pengadilan Tuhan.

Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu -
> Pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada
> Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.

Hidup adalah anugerah, jalanilah, nikmatilah, rayakan dan isilah itu.

NIKMATILAH SETIAP SAAT DALAM HIDUPMU, KARENA MUNGKIN ITU
TIDAK AKAN TERULANG LAGI!
Ya Tuhan, ini aku...... sertailah perjalanan hidupku, karena hanya Engkau yang setia padaku... amin

Wednesday 7 April 2010

Patron of De La Salle in the World


St. John Baptist de la Salle (1651-1719)

Complete dedication to what he saw as God's will for him dominated the life of John Baptist de la Salle. In 1950, Pope Pius XII named him patron of schoolteachers for his efforts in upgrading school instruction. As a young seventeenth-century Frenchman, John had everything going for him: scholarly bent, good looks, noble family background, money, refined upbringing. At the early age of 11, he received the tonsure and started preparation for the priesthood, to which he was ordained at 27. He seemed assured then of a life of dignified ease and a high position in the Church.

But God had other plans for John, which were gradually revealed to him in the next several years. During a chance meeting with M. Nyel of Raven, he became interested in the creation of schools for poor boys in Raven, where he was stationed. Though the work was extremely distasteful to him at first, he became more involved in working with the deprived youths.
Once convinced that this was his divinely appointed mission, John threw himself wholeheartedly into the work, left home and family, abandoned his position as canon at Rheims, gave away his fortune and reduced himself to the level of the poor to whom he devoted his entire life.
The remainder of his life was closely entwined with the community of religious men he founded, the Brothers of the Christian School (Christian Brothers, or De La Salle Brothers). This community grew rapidly and was successful in educating boys of poor families using methods designed by John, preparing teachers in the first training college for teachers and also setting up homes and schools for young delinquents of wealthy families. The motivating element in all these endeavors was the desire to become a good Christian.
Yet even in his success, John did not escape experiencing many trials: heartrending disappointment and defections among his disciples, bitter opposition from the secular schoolmasters who resented his new and fruitful methods and persistent opposition from the Jansenists of his time, whose heretical doctrines John resisted vehemently all his life.
Afflicted with asthma and rheumatism in his last years, he died on Good Friday at 68 and was canonized in 1900. (Source : Holly's People in the World)

Comment:
Complete dedication to one's calling by God, whatever it may be, is a rare quality. Jesus asks us to "love the Lord your God with all your heart, with all your soul, with all your mind, and with all your strength" (Mark 12:30b, emphasis added). Paul gives similar advice: "Whatever you do, do from the heart..." (Colossians 3:23).

Quote:
"What is nobler than to mold the character of the young? I consider that he who knows how to form the youthful mind is truly greater than all painters, sculptors and all others of that sort" (St. John Chrysostom).
(This entry appears in the print edition of Saint of the Day.) .

Perayaan Pesta Pelindung universitas dimana saya bekerja saat ini, tgl 7 April 2010... diawali dengan Misa Syukur bersama civitas academica dipersembahkan oleh chaplain Pastor Bonifasius Bin Olla, Pr didampingi Rektor yang juga seorang Pastor, yaitu Pst. Revi Tanod, MA. Setelah itu, ada pelantikan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Unika De La Salle Manado... 
Hari yang pantas disyukuri, sejak perjalanan unika ini yg telah mencapai 10 tahun, Stella hadir di dalamnya sudah 7 tahun.... tidak terasa waktu berjalan... ada suka duka tetapi lebih banyak sukanya bekerja dan mengaktualisasikan diri di institusi ini..... saya mulai dari menjadi seorang Sekretaris Ketua Yayasan De La Salle (waktu itu Pastor Agus Mangundap, MA), selama kurang lebih 4 tahun. Beliau juga Ketua Yayasan yg pertama.... banyak sekali pelajaran kerja maupun hidup bekerja bersama pastor ini...... setelah itu masih dengan posisi yg sama, perubahan kepemimpinan di Yayasan Stella juga bekerja bersama Ketua Yayasan yg ke-2 yaitu Pst Revi Tanod, MA selama kurang lebih 7 bulan, dan akhirnya Ketua Yayasan ke-3 Pastor Paulus Joseph Mentang, Pr (he..he.. tp beliau lebih suka dikenal dgn nama Pst. Hanny Mentang), bekerjasama selama 1 tahun.... tentu saja masing-masing gaya kepemimpinan dan perlakuan berbeda yang saya alami, tetapi itu semua membuat aku lebih dewasa dalam menghadapi berbagai hal yang ditemui. Untuk itu, apapun itu yang saya temui dan lalui selama bekerja, saya bersyukur bahwa institusi ini mampu membentuk orang bukan hanya soal kepandaian, tetapi kepribadian agar menjadi sesuatu/seseorang yang lebih baik. Saat ini, atas kepercayaan atasan aku ikut ambil bagian di lingkungan universitas-nya, cukup enjoy dengan pekerjaannya, ruangannya (dimana juga aku punya ruangan sendiri yang menjadi rumah ke-2 ku, membuat aku bisa lebih betah di kantor he..he..), rekan-rekan kerja yg cukup supportif.. .. yang lainnya masih merupakan kekurangan buatku  pribadi.... yah mudah-mudahan ada perubahan untuk itu.
Semoga Unika De La Salle tetap jaya, dibawah perlindungan St. John Baptist De La Salle... amin