Thursday 7 August 2008

Peranan Bakau (Mangrove)

Peranan Bakau (Mangrove) dalam Ekosistim Pesisir

Kawasan pantai, pesisir dan hutan mangrove merupakan satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Kawasan pantai dan daerah pesisir merupakan tempat tumbuhnya hutan mangrove. Di sisi lain kawasan pantai dan daerah pesisir, keberadaannya dapat terlindungi dengan adanya hutan mangrove. Suatu daerah pantai akan “kuat” dalam mendukung ekosistem daratan maupun lautan apabila mempunyai hutan mangrove, yang bersama-sama dengan terumbu karang dan padang lamun di perairan pantai menjalin ekosistem yang penting bagi kehidupan daratan dan lautan.

Hutan mangrove itu sendiri mempunyai ekosistem yang unik dan memiliki kekayaan keaneka-ragaman biologis (biodiversity). Hutan Mangrove mempunyai beberapa fungsi, antara lain :

1. Fungsi Fisik : melindungi garis pantai dan tebing sungai agar tetap stabil, melindungi pantai dari bahaya pengikisan air laut (abrasi), menjadi wilayah penyangga terhadap rembesan air laut (intrusi) dan mengolah bahan limbah. Kondisi perakaran tanaman mangrove sesuai dengan karakteristik habitatnya. Perakaran yang tertanam di daerah berlumpur atau genangan yang kurang oksigen, membentuk sistem akar napas (pneumatophora) yang muncul di atas permukaan lumpur. Perakaran yang mencuat ke atas permukaan menghambat aliran arus sungai atau laut serta mengendapkan lumpur hingga dasar tanah meningkat dan akhirnya menjadi kering.

2. Fungsi Biologis : sebagai tempat pembenihan ikan, udang, berbagai jenis kepiting, tempat bersarang burung-burung dan menjadi habitat alami berbagai jenis biota. Hutan mangrove menghasilkan bahan pelapukan yang menjadi sumber pakan penting bagi udang, kepiting, ikan, zooplankton dan hewan pemakan bahan pelapukan lainnya. Selama proses pelapukannya, hutan mangrove sangat kaya protein dan menjadi sumber makanan utama bagi hewan-hewan tersebut di atas, yang selanjutnya menjadi bahan makanan ikan-ikan lainnya seperti Belanak, Selar-kuning, Kerapu, baronang, dan jenis lainnya. Sebanyak 80 % jenis ikan laut bergantung pada hutan mangrove dalam hal makanan dan pembiakan.

3. Fungsi Sosial-Ekonomi : sebagai sumber bahan bakar, bahan bangunan, pertanian, perikanan dan produk ekonomi lainnya. Kebudayaan masyarakat di pesisir pantai turut pula dipengaruhi oleh kehadiran hutan mangrove.

4. Fungsi Perlindungan Keaneka-ragaman Hayati : di Indonesia diperkirakan secara alamiah hidup 28.000 jenis tumbuhan, 350.000 jenis hewan dan 10.000 jenis mikroba. Semua itu tidak terlepas dari dukungan ekosistem hutan mangrove, contohnya 80 % jenis ikan laut tergantung pada hutan mangrove dalam hal makanan dan pembiakan.

5. Fungsi Ekologis : Kedudukan hutan mangrove sebagai mata rantai yang menghubungkan kehidupan ekosistem daratan dan lautan.
(Sumber : Nursanti & Putra, 2005)


Dilihat dari fungsi-fungsi di atas, maka nyatalah bahwa hutan mangrove mempunyai peranan yang besar dalam mempengaruhi peri kehidupan di bumi baik langsung maupun tidak langsung. Iya kan..........

Dalam waktu dekat, kami dari Unika De La Salle Manado ingin berkontribusi nyata ke masyarakat dengan cara penanaman bibit bakau, di daerah pesisir desa Tiwoho, Kec. Wori, Minut, Sulawesi Utara. Di lokasi itu memang masih banyak tempat yang dulunya hutan mangrove tp sudah rusak. Kami berharap agar kegiatan yg rencananya diadakan Sabtu, 30 Agustus 2008 dapat memberikan manfaat bagi pelestarian lingkungan, terutama hutan mangrove di pesisir Tiwoho yang sudah rusak.

Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi masyarakat pesisir dan ekosistem kita lestari.
Semoga ………………..
Ayo dukung kegiatan yang bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan!

No comments: