Monday 31 May 2010

Kaperko Keuskupan Manado


Kaperko di Kebun?

Masih pagi 2 minggu sebelum pelaksanaan KAPERKO (Kamis Persiapan Kotbah) Kevikepan Manado, Pst John Mengko, MSC menelepon Stella dan Mami meminta ijin agar kebun kami di Laikit bisa digunakan sebagai tempat untuk rapat tersebut, dan sekalian refreshing, karena beliau tahu di kebun itu juga punya banyak telaga bisa untuk rekreasi memancing he.he,… tentu saja ada ikannya seperti mas, mujair dan gurame di dalamnya. Kami dengan senang hati menerimanya…. Bagi kami itu juga berkat. Pst John Mengko, MSC memang dekat dengan keluarga kami dari dulu kala. Stella masih kecil sekali udah tahu deh sosok pastor ini.

Ternyata, beliau punya ide untuk buat di kebun agar supaya ‘agak lain’ suasananya, karena selama ini lebih banyak mereka kumpul di pastoran untuk buat rapat, bergiliran. Kevikepan Manado punya 10 paroki, dengan Vikep-nya Pst Wens Maweikere, Pr. Setiap hari Kamis, mereka semua berkumpul, ditambah beberapa pastor yang ada di Keuskupan Manado yang tidak pegang paroki, mereka berkumpul untuk mempersiapkan kotbah di Hari Minggu. Saya memang sudah lama mendengar kegiatan tersebut, tetapi baru tahu ohh seperti ini pelaksanaan mereka.
Bagus sekali….. sebagai awam, kami juga senang bahwa para pastor kami punya kegiatan positif seperti ini, banyak manfaatnya. Hal sederhana dari pemikiranku sih bahwa dengan Kaperko, pewartaan Injil setiap Minggu di Gereja, bisa sama isi dan pokok pikirannya, katakese jelas, selain itu bisa juga mengembangkan skill yg hampir sama tiap pastor, artinya ada pastor-pastor muda bisa mempelajari, menimba ilmu dan juga lebih PD dalam membawakan kotbah di gereja, saling belajarlah, hal lain jg yang saya tangkap adalah kebersamaan mereka justru memperkuat ‘sesama kolega’ para pastor dan informasi di Kevikepan Manado, bisa dibahas, cepat ditemukan solusi, dsb……. Itu sih yang sempat terpikir di benakku….. saya yakin masih banyak manfaat lain yg bisa dipetik dari pertemuan seperti itu.

Hari yang dinanti tiba, Kamis 27 Mei 2010….. masih pagi sekali dari rumahku di Manado, Stella, Mami, Papi dan adikku Michael, sudah di rumah kebun Laikit ….. Pondok Mekar milik tanteku, rumah itu yang akan dipakai pertemuan, dan refreshingnya adalah di kebun keluarga kami, yang memang hanya berdekatan dengan rumah tante. Orang tuaku terutama Mami yang berasal dari Desa Laikit/Dimembe itu, punya tanah warisan, kebun, telaga di sana, mereka kakak adik Mami juga memiliki perkebunan yang saling bersebelahan, kalau disatukan menjadi suatu kompleks kebun yang cukup luas milik ibuku, Mami Beth Karundeng (adik ibuku) dan Mami Engelien Karundeng (kakak ibuku)….. hmmm lumayanlah untuk tempat bersantai, melepas penat dari rutinitas kehidupan perkotaan…. Sejauh mata memandang bisa dilihat 41 telaga baik besar dan kecil di sana serta  tanaman kelapa, pisang, ubi, dll, juga buah-buahan seperti durian, manggis, mangga, rambutan, papaya ataupun sayur sayuran….. pokoknya bila untuk konsumsi sendiri, sangat berlebihan ha..ha,…  hanya tanteku yang serius mengolah kebunnya untuk jadi mata pencaharian keluarga mereka…. Orang tuaku adalah pegawai negeri dari dulu, setelah mereka pensiun, baru deh mereka serius “melihat” kebun tersebut. Kalau akunya ke kebun hanya untuk santai, contohnya ada acara seperti ini…… padahal bagi orangtuaku, kebun, telaga dan segala isinya akan menjadi investasi buatku kelak. Apapun itu Tuhan, syukur kepadaMu untuk berkat-berkat kecil dan besar dariMu. Stella hanya mampu menyadari bahwa memang kasihMu besar dalam hidupku. Ajarilah aku Tuhan, agar mampu menghitung dengan syukur berkat-berkatMu dalam hidupku.

Kata Pst Mengko, ada 15 orang pastor yang biasa berkumpul ikut Kaperko, jadinya kami mempersiapkan semua hal untuk mereka (tamu-tamu agung, kata tanteku), makanan dan minuman untuk mereka dan siapapun yang ikut ke kebun tentu saja. Wah, yang datang hampir lengkap, seperti :
1. Pst Johanis Mengko, MSC (Pastor Paroki Ratu Rosari Suci Tuminting, juga ‘dianggap’ tuan rumah)
2. Pst Wens Maweikere (Vikep Manado, Pastor Paroki St Ignatius Manado)
3. Pst. John Karundeng, Pr (Pastor Paroki di Paniki, lupa tuh nama parokinya)
4. Pst. Herman Umbas, Pr (Pastor Paroki Katedral Manado)
5. Pst. Frans Mandagi, MSC (Pastor Paroki Hati Kudus Yesus di Karombasan)
6. Pst. Bertje Karundeng, Pr (Pastor Paroki St Mikael Manado), hmm parokiku sekarang
7. Pst. Ferry Runtu, Pr (Pastor Paroki Sta. Theresia Malalayang)
8. Pst. Ade Supit, Pr (Pastor Paroki Yesus Gembala Baik, Rike)
9. Pst. Anis Pinontoan, Pr (Pastor Paroki St. Joseph, Kleak)
10. Pst.Noldy Karamoy, Pr  (Pastor Paroki Raja Damai, Tikala)
11. Pst. Leo Sugiono, MSC, diperkenalkan sbg pastor paroki yg baru, menggantikan Pst Mengko di Tuminting. Beliau dari Purworejo sebelumnya.
12. Pst. Rhein Saneba, Pr (pastor Komsos Keuskupan Mdo)
13. Pst. Ronny, pastor pembantu di St. Ignatius
14. Pst. Yus Talangi, Pr…
15. Pst. Anton Moningka, MSC
Ada juga beberapa frater dan umat yang dibawa pastornya, para bapak… pokoknya hari itu kebunku ramaiiii…………….
Sayang sekali, ada 2 pastor yang tidak bisa hadir yakni Pst Agus Mangundap, yang jg biasanya hadir dengan mereka, tidak bisa hadir karena penyakit asam uratnya kambuh, beliau tidak bisa jalan…. Yeahh kasihan deh…. Dan Pst Marianus, karena beliau tidak di Manado.

Masih jam 6 pagi sudah di rumah tante di Laikit (Pondok Mekar), bagian saya sih hanya menyapu dan menata rumah, untuk bagian masak kan ada mami dan tante-tanteku, he..he… kalau aku mau masuk dapur bantu, mah.. malah di usir he..he…. jadinya aku buat aja minuman ; kopi hitam, kopi mix dan teh aja untuk minum pagi…… akhirnya para pastor dan tamu sudah berdatangan…. He..he…. lucu deh… ada yg sampe kesasar seperti pst John Karundeng dan Pst Frans Mandagi…..
Masih pagi, kira-kira jam 9  mereka ngopi sambil disuguhi kue lemet (dari bahan ubi kayu, kue khas Tonsea tuh), kue Lalampa, ubi batata goreng, ubi rebus, pisang goreng, pake sambal terasi dan sambal ikan roa. Hmmmm enak and yummy kata mereka…….

Vikep Pst Wens memutuskan, acara memancing dulu di telaga lalu rapat.. memang sudah diinformasikan ikan-ikan hasil tangkapan silahkan dibawa pulang. Mereka berebutan pancing yg memang sudah disiapkan… saya punya 6 alat pancing yang dibeli, dan yg lain hanya pakai bamboo, artinya alat pancing sederhana…. Pokoknya ramaiii sekali…… semua pastor yang hadir sibuk di litir (jalan samping telaga) dengan pancingannya kecuali Pst Yus yang tidak ikut kegiatan memancing dan Pst Rhein yang sibuk potret sana potret sini…… Mereka mengambil posisi masing-masing, dengan kail dan jg makanan ikan sudah disiapkan, ada pellet, ada jagung, ada kolombi, ada pisang mengkal, ada cacing….. he..he…. keriangan memancing memang merupakan keasyiikan tersendiri, apalagi juga ramai….. ada yang cepat dapatnya ada yang lama sekali…diuji kesabarannya….. pokoknya selain memancing, ternyata para pastor juga sibuk bercanda … baku gara….. apalagi kalau ada yg belum2 dapat ikan ha..ha…. pasti jadi bahan olokan teman lainnya. Yang terbanyak dalam waktu 1 jam saat itu yang dapat 12 ekor besar/sedang, yang paling sedikit 3 ekor ikan….. tapi pastor Mengko dengan bangganya mendapat ikan Kabos, ha..ha… ia keliling telaga memamerkan hasil tangkapannya, setelah itu berhenti, dan hanya merokok di pinggir telaga sambil melihat teman-temannya memancing. Pst Herman, paling cool, diam2 aja, dengan tenangnya, dengan pancing miliknya sendiri, ia hanya dapat 6 ekor katanya. Hmmm bolehlah, semuanya mendapat ikan dengan jumlah bervariasi.

Jam 11 teng, mereka mulai rapat, dipimpin Vikep Manado Pst Wens, dan selanjutnya bahan kotbah hari Minggu dibawakan oleh Pst J. Mengko. Mereka berkumpul di teras rumah dengan pemandangan hijau sekeliling dan telaga/kolam yang persis didepannya… pokoknya suasana itu begitu dipuji banyak pastor….. syukurlah bila mereka semua senang. Sambil mereka rapat, aku sibuk internetan di kamar, kubawa laptop dan modemku, sehingga hasil foto2 jepretanku, langsung di upload di FB-ku……

Jam 12.30 selesai rapat, jam makan siang….. mamiku menyediakan masakannya hmmm enaak (sesuai pesanan/menu Pst Mengko), ada ikan mas, mujair, gurame, di bakar, goreng, woku, sambal ikan bakar, dabu-dabu lilang, ikan paniki santan, sayur labu santan, sayur paku bunga popaya, sup ikan gurame, kuah terang, hmm pokoknya Lekker deh yauw….. semuanya harus makan dengan puas……… ikan-ikannya gurih dan manis, karena langsung ditangkap di kolam, lalu dimasak. Itu yang banyak diserbu…. Macam-macam gaya makan, ada yg memang menghadap meja makan, dimana semua makanan ikan-ikan bakar berada dialas daun pisang…. Yah makan semi kebun, semi rumah deh. Ada yang mojok di pinggir telaga makan sendiri, ada yang berdiri aja di luar, di taman….. yeah sesuai keenakan masing-masing lah…..Oya, kelapa muda juga disediakan........ hmmm suasana makan di kebun, memang paling enak, makanan yang sederhana pun, jadinya enak aja............

Ehh, Pst Herman, Pst Ferry Runtu, malah nanti aja makannya, tidak makan bersama, setelah rapat, mereka langsung kembali ke telaga belakang melanjutkan penasarannya atau mau tambah ikan pancingan lagi… he..he…. Pst Ade Supit dan Pst John Karundeng setelah makan siang langsung menyusul pergi lagi ke telaga memancing….. waduhh malah mereka yang dapat lebih banyak dari sebelumnya dan ikannya besar-besar ada mas, mujair dan gurame. Pst Herman yang biasanya cool, dibecandaian Pst Noldi yang kurang mendapat ikan mau mengambil satu aja hasil tangkapan Pst Herman, tetapi beliau tidak mau he..he…. kayak anak kecil yang berebutan mobil mainan dehhhh………… Padahal papi memang sudah menyediakan ikan di jala buat siapa yang tidak dapat hasil pancingan, berees semua………..jadi pulang tetap aja bawa buah tangan/ole-ole ikan ;)

Pokoknya hari itu, muka-muka ceria refreshing bersama, kata mereka lain daripada yg lain, rapat yg biasanya di ruangan aja, selain itu secara informal perpisahan dengan Pst J. Mengko sebagai Pastor Paroki Tuminting dan menerima Pst Leo, pengganti, menjadi bagian dari pastor-pastor yang ada di Kevikepan Manado. Kami keluarga memang sudah diberitahu Pst Mengko rencananya sesudah ini…… dan ia baru beritahukan kepada mereka para pastor yaitu ia akan ke Pal 3, rumah MSC, udah masa tuanya, sudah tidak mau pegang paroki, udah dibilang ke atasannya dan ia sudah menghibahkan tanah warisan orangtuanya seluas 100 x 60 meter persegi di daerah  Kamasi, Tomohon untuk dibuat Rumah Retreat Marriage Encounter…. Beliau memang senang dengan mengurusi keluarga-keluarga Katolik. Gambaran rumah retreat, terdiri dari 1 aula, 1 kapel, dan seperti asrama yang memiliki banyak kamar-kamar. Gambar design sudah ada, dan pokoknya beliau akan mengusahakan itu setelah lepas menjadi Pastor Paroki, jadi katanya beliau meninggal tidak membawa apa-apa, tidak punya apa-apa duniawi, semua miliknya, warisan orang tuanya dihibahkan untuk konggregasinya MSC (Misionaris Hati Kudus Yesus), beliau memang punya hati ‘kudus’, tulus dalam banyak hal, periang, gesit, energik tetapi juga sangat tegas, disiplin dan teguh pada pendirian. Itu sosok yang saya tahu soal pastor ini.

Syukur dan terima kasih atas penyertaanMu Tuhan, cuaca sangat cerah, semua rencana baik akhirnya bisa terlaksana, saya mensyukuri karunia dan berkatMu….. stella senang, mami papi senang dengan kedatangan para pastor dan tamu-tamu tersebut, semuanya senang saya yakin, bisa dilihat dari wajah-wajah mereka dan sikap yang ditunjukkan. Syukur padaMu Tuhan……. Hatiku gembira……………

1 comment:

Anonymous said...

It's awesome to go to see this web page and reading the views of all friends regarding this post,
while I am also keen of getting familiarity.