Thursday 10 December 2009

SEDERHANA TAPI PUNYA MAKNA

Katanya bila ingin menilai orang maka dapat dilihat dari berbagai hal, antara lain:
Orang CERDAS dilihat/dinilai dari jawabannya
Orang BIJAK dilihat/dinilai dari pertanyaannya
Orang BERILMU dilihat/dinilai dari tingkah lakunya
Orang BERIMAN dilihat /dinilai dari kesabarannya
Orang KAYA dilihat/diketahui dari hutangnya/pengeluarannya
Orang BAIK dilihat dan dirasakan indah manfaatnya
Orang CINTA dilihat/dirasakan dari ketulusan dan pengorbanannya.
(Anonim, Des 2009 source : my FB-friend’s note)

Ekspresi ku:
Saya banyak dikelilingi oleh orang-orang yang cerdas, bijak, berilmu tinggi, beriman, kaya, baik dan punya cinta (saya tidak dapat menyebutkan who they are). Tetapi aku juga bisa menemui orang yang bodoh tapi menampakkan kecerdasan semunya dari bisanya bersilat lidah, katanya bijak tapi kata-katanya bercabang, berilmu tapi dipakai sendiri, beriman tapi juga banyak sesatnya, orang kaya tapi miskin cinta, orang yang mengaku baik tapi kelakuannya menyakitkan hati dan orang yang kelihatannya mencinta, tapi tidak dapat kurasakan ketulusan hati dan pengorbanannya… malah lebih ingin diperhatikan dan dimengerti tetapi tidak mau atau kurang bisa mengerti akan keinginan dan kebutuhan orang lain.

Tetapi saya sikapi semua bahwa itulah perjalanan hidup yang kulalui dan kutemui disekelilingku… pengalaman kebersamaan dan bertemu dengan berbagai macam karakter dan kepribadian orang lain, saya yakin membuat ku dapat belajar akan arti hidup, kehidupan, bertumbuh bersama dan saling melengkapi. Kekurangan ku dapat dilengkapi oleh orang lain dalam satu tim kerja, atau dalam satu komunitas pertemanan…

Tidak salah kalau saat ini, aku mengingat kembali perjalanan hidupku satu tahun ini (2009), banyak sekali pengalaman hari demi hari, banyak ketemu orang baru, kebersamaan dengan teman-teman tetapi juga banyak hari dilewati sendiri.

Saya bersyukur bahwa dengan pengalaman-pengalaman yang pernah kualami, Tuhan menyatakan banyak hal terhadapku… meskipun kusadari bahwa tahun ini lebih terasa banyak persoalan daripada tahun kemarin…
Resolusiku di tahun ini, banyak yang tidak kujalankan atau ingin kujalankan tetapi mengalami banyak hambatan, tantangan baik dari dalam diri seperti kemalasan, acuh, merasa puas diri, takut, tetapi juga dari luar. Hal-hal yang kurasakan membahagiakan antara lain :
• Kesehatan prima, saya sangat jarang sakit
• Harmonisnya keluarga, rasa kebersamaan, saling menyayangi dalam suka duka
• Orang tuaku masih diberikan kesehatan, nafas kehidupan, sehingga kami selalu bisa bersama.
• Saya merasa lebih bijak dalam menyikapi banyak hal, lebih bisa belajar menerima kekurangan orang lain, lebih arif dengan keadaan.
• Saya bekerja dalam lingkungan yang baik… memang ada juga masalah tetapi itu disikapi dengan dinamika bekerja bersama orang lain, tentu banyak pikiran, persepsi, keinginan, harapan dan kepentingan yang terlibat.
• Saya memiliki teman-teman yang ‘care’ dan supportif… dimanapun mereka berada, saya selalu merasa disaat saya memerlukan teman, ada saja yang memberikan saran, nasehat, perhatian, dukungan moril yang akhirnya membuat ‘masalah’ yang kualami terasa ‘simple’ pada akhirnya.
• Saya merasa lebih mapan dan stabil, biarpun bukan dalam arti berkelimpahan, tetapi saya merasa tercukupi, dapat memenuhi kebutuhan sendiri. Saya tidak lagi ‘bergantung’ dari orang tua untuk soal finansial, biarpun saya masih tinggal dengan orang tua.
• Saya senang dan bersyukur diberi kebebasan, tidak terlalu banyak diawasi seperti anak kecil, diberi tangungjawab, kepercayaan mengatur banyak hal oleh orang tua. Saya menyadari sebagai anak sulung, sudah bekerja, disekolahkan dan mendapat pendidikan baik, putri satu-satunya, tentu saja tertumpu harapan, tanggungjawab, perhatian, kasih sayang, beban, kenyataan hidup, dan salib dalam keluarga, agar aku bisa ‘though’, tegar bila ada masalah, mampu menerima keberadaan keluarga kami dan bahagia.
• Bersyukur atas pengajaran dan pendidikan yang masih bisa kuterima dari orang tua, bukan dengan cara mendikte tetapi dengan kasih dan teladan.
• Bersyukur dan terima kasih untuk beberapa harapan yang bisa dikabulkan dalam tahun ini.

Dalam menjalani hari-hari, ada juga peristiwa yang membuatku sedih, kecewa, rasa bersalah, emosi negatif, perasaan diabaikan, tidak dimengerti, kurang sreg, dll… dalam hal ini saya tidak menyalahkan orang-orang itu. saya hanya menuliskan pengalaman seperti apa itu, yang akhirnya membuatku pernah dibuat sedih dan kecewa.

• Saya tidak suka dibohongi… never respect to a lier… makanya setiap kali ketahuan dibohongi, saya pasti marah dan kecewa.
• Saya mengalami ketidakpastian… apakah ini bentuk rasa sayang? Ataukah aku yg banyak tuntutan? Lelah untuk memikirkannya apalagi menjalaninya.
• Saya juga merasa pernah ‘diabaikan’… apakah ini cara memelihara hubungan yang baik?
• Ada juga perasaan ragu akan tindakan-tindakan yang kuterima, lebih suka diperhatikan tetapi tidak mau memperhatikan, dan menganggap lumrah untuk hal-hal yang dilakukan.
• Mengapa aku tidak atau belum mendapatkan seperti yang kuinginkan? Apakah usahaku belum maksimal untuk itu?
• Saya merasa belum maksimal dalam pekerjaan, ada beberapa kendala teknis dan non teknis, yang akhirnya mengecilkan perkembanganku, memudarkan kreatifitas, mengendorkan semangat berkarya, memang tidak selalu seperti itu, tetapi hal-hal ini terpaksa kuakui kualami juga.
• Merasa bahwa apa yang kuperbuat, apa yang telah kubantu, tetapi disalahartikan atau malah dianggap ‘melangkahi’. Diam salah, berbuat salah…. Situasi yang tidak mengenakkan hati.

Tetapi dari beberapa pengalaman, aku juga menyadari, tidak menyalahkan orang lain karena juga dalam hari-hari lalu saya juga melakukan kesalahan, yang menyakiti hati, mengecewakan orang, mengabaikan kepentingan orang lain, acuh dengan keadaan yang mungkin membutuhkan perhatianku, dll. Saya ingat beberapa moment tapi biarlah hal-hal itu berlalu, karena masa lalu sudah tidak bisa diulang, diperbaiki, ditarik kembali karena sudah terjadi…. Yang bisa adalah saya berusaha menjadi orang yang lebih baik untuk hari ini dan ke depan. Selama Tuhan masih memberikan nafas kehidupan, maka akan tetap ada saja pengalaman lain yang belum diketahui.

Saya tidak lagi menuliskan RESOLUSI untuk tahun depan, yang pasti saya punya target dan harapan agar apa yang kuinginkan MOST dapat terwujud, serta rencana-rencana baik dan kehidupan yang lebih baik, stabil, nyaman dan membahagiakan dapat kurasakan/kudapatkan. Saya tidak hidup sendiri, tapi semoga kebersamaan dengan keluarga, sesama dan lingkungan yang baik, membuat hari-hari yang akan dilalui membawa berkat. Semoga hidupku punya arti untuk orang lain, membawa manfaat dan berkat bagi sesamaku. Semoga apa pun yang kukerjakan diberkati Tuhan. Semoga tahun depan lebih baik dari tahun ini.
Tuhanku, sertai kehidupanku selanjutnya. Amin

1 comment:

Anonymous said...

mantap Stel... m u