Saturday 1 August 2009

Penloknas di Malang

Pengalaman di Malang, 23-27 Juli 09


Selama 4 hari di Kota Batu-Malang dan sehari di Kota Malang. Beberapa yang berkesan :
· Keikutsertaan ku atas nama institusi, mengikuti Penataran-Lokakarya Nasional (Penloknas) ttg Pengelolaan & Penyuntingan Jurnal Ilmiah. Pas lah krn kebetulan sekarang aku di bagian Lembaga Penelitian & P2M Unika De La Salle Manado.
Selama 4 hari di Batu Malang… tepatnya di Hotel Kartika Wijaya… yang pasti sih menambah pengetahuan tentang jurnal ilmiah, pengelolaannya, penyuntingannya, liku-liku untuk bisa akreditasi jurnal ilmiah, dll. Selain seminarnya sih ada juga klinik (bagian bedah) dari teori yg di dapat… dipandu oleh asesor/evaluator akreditasi dari Univ. Negeri Malang (UM).

Ketemu dengan para asesor… jadinya bisa membangun jaringan antar lemlit atau untuk mitra bestari.
· Ketemu dan bisa share dengan peserta yg datang dari berbagai universitas di Indonesia. Ada 94 peserta dari sekitar 80 univ swasta dan negeri di Indonesia. Pokoknya seru juga ….
· Pengalaman lain, sekamar dengan org yang kita belum kenal kan agak gimana begitu… tapi syukurlah aku dapat teman dari Manado juga dosen di Poltekes Manado. Ibu Moudy Lombogia… orangnya asik juga… baru ketemu rasanya udah temanan… krn dia bisa cerita banyak hal denganku… akhirnya justru jadi akrab. Tapi tetap aja saya menghargai dia sebagai orang yang lebih tua… jadi seperti kakak aja deh.
· Dinginnya cuaca itu yang menambah romantic suasana hotel… dengan dikelilingi pebukitan, hijau dan tertata rapi… mengingatkan suasana kota Tomohon, tetapi dinginnya itu loh kayak di Modoinding menurutku. He..he… selimut tebal, mandi air hangat terus… rasanya kulit wajah dan tubuh seperti kering… karena udara panas siang hari tapi angin dingin, bisa membuat kulit jadi kering…
· Pengalaman lain sih… jj ke percetakan UM, pantesan mereka bisa terakreditasi jurnalnya… selain mmg harus memiliki sekretariat dan orang-orang yang fokus dlm administrasi, juga percetakan yang memang sudah tahu rambu/layout jurnal, sehingga tidak terjadi kesalahan cetak yang membuat inkonsistensi tampakan jurnal.
· Kota Malang memang hrs diakui kota pelajar… banyak sekali sekolah dari TK sampai PT, dan banyak PT top di kota ini. Univ yang sempat kulihat sih selain UM, ada Univ Muhamaddiyah Malang… megah bangunannya luas sekali kompleksnya, dan tertata rapi semuanya, ada juga Univ Brawijaya.. kompleks luas, akses masuk dari beberapa jalan, pake gerbang punya security yang memeriksa mobil yg masuk, memang univ yang mapan kelihatannya. Saya juga sengaja pingin melihat Univ Merdeka Malang, yg punya kerjasama dengan universitas ku di Manado. Mereka membuka Program S3 dan banyak mhs dari Manado, sehingga ada ruangan di Unika De La Salle Manado tempat kuliah mhs S3 mereka.
· Yang paling berkesan sih… setelah penloknas di minggu pagi… teman lamaku, teman dekat, teman sebangkuku waktu SMP dulu, Vina Baksh, jemput aku.. eh kirain hanya dengan suami dan anak, ternyata ikut juga kedua orangtua mertua Vina. Krn hari Minggu, sekalian mereka rekreasi ke Kota Batu. Kami ke tempat wisata namanya ‘Coban Rondo’… suasana alam yang asri dan tertata, pepohonan pinus, jalan setapak, dikelilingi bukit… tempat itu punya taman bermain anak, lokasi outbound, ada hotel kecil, bisa juga jadi tempat belajar, karena punya fauna seperti aneka burung dan monyet… Kami masuk lebih jauh sekitar 1.8 km, ada air terjun tinggi sekali… banyak sekali orang kesana.. biasalah narsis, jadi foto-foto di sana.
· Setelah dari coban rondo, kami makan siang bersama di sebuah RM yang cukup TOP di Kota Batu… pake antrian lagi untuk tunggu giliran di layani… waktu kami datang dapat no 50, padahal yang baru dilayani no. 42… kami menunggu sejam untuk dapat tempat. Tapi waktu jadi tidak terasa karena kami main-main di Kolam Ikan di tengah rumah makan “Warung Bambu’ itu, bisa berendam kaki di air yang super dingin kayak air es… dan juga bisa ngasih makan ikan… wow ikan-ikan berkumpul banyak di sekitar kaki… geli… he..he..
· Saya senang sekali ketemu temanku ini… saking lamanya tidak ketemu, 19 tahun bo… sejak SMA kami terpisah… hilang kbr.. ternyata ia kuliah di Palu, ngambil S2 di Jerman dan ketemu jodohnya di sana…. Tinggal di Malang, punya 2 anak cewe yang cantik dan lucu Tya dan Naya. Hidupnya untuk sebuah keluarga muda sudah sangat mapan. Mas Eri suaminya, untuk kesanku sesaat orangnya smart, kurang bicara, laki-laki yang baik, educated (udah doctor), penulis buku dan berbagai artikel di Koran nasional tentang ekonomi yang handal… banyak tulisannya di muat di Kompas dan beliau juga udah punya 7 buku. Karena itu, Vina dan Mas Eri menghadiahkan ku buku terbitan terbaru dari Mas Eri… ia katakan untuk Perpustakaan Unika De La Salle Manado. Terima kasih banyak. Wah Ok amat langsung dari penulisnya.
·
Sayang sekali waktu sehari tidak cukup untuk mengurai berbagai cerita kami, tetapi setidaknya saya mendapatkan kembali temanku yang baik, biarpun kami berbeda agama, beda suku, tapi persahabatan itu rasanya awet aja. Aku bisa bebas bicara dengannya, bisa curhat, saya percaya kepadanya… ia juga tetap menunjukkan kepedulian sebagai sahabat. Hal yang baru kepada Vina adalah karena ia sudah berumah tangga, tanggungjawab sebagai ibu, aktifitasnya jg sebagai dosen, dan harus bisa jaim dengan lingkungannya. Penampilannya juga sudah berbeda, karena tuntutan sebagai wanita muslim yang baik, ia sudah meyakini untuk menutup aurat memakai jilbab. Biarpun begitu saya tetap melihat temanku ini wanita yang cantik, hatinya baik dan educated. Dari dulu Vina yang ku kenal seperti itu. Salut sayang, saya turut bahagia untukmu dan keluarga idealmu. He..he… jadi pingin nikah kalau dapat laki-laki yg seperti itu. (Maksud ku bukan mas Eri mu ya…. Tapi laki-laki yg baik, bertanggungjawab, peduli ttg keluarga, sayang istri dan anak2, berusaha dapat memberikan yang terbaik, usahanya nyata untuk keluarga… .
· Yang lucu juga dari pengalaman kami… setelah Mas Eri ke kampus Unbraw, Vina ngajak aku putar2 kota Malang dengan mobil sedan merahnya… karena ia juga punya aktifitas di kampusnya Widya Gama ada rapat akreditasi, kita sepakat aku jj sendiri di Malang Town Square (Matos), kayak di Manado ada juga Mantos… dan Vina ke kampus untuk ikut rapat. Jam 11.30 aku dijemput nanti, karena jam 12.00 aku udah mau dijemput travel ke airport Juanda di Surabaya.. perjalanan Malang ke Sby sekitar 3 jam… jd pas lah untuk aku cek in di airport. Biasalah wanita kalau di mall apalagi tempat lain (biarpun isinya sama aja sih dengan mall di Manado) suka lapar mata… karena mmg juga capek, jd untuk menghabiskan waktu aku ke salon, refleksi kaki, mau creambath waktu tdk cukup… setelah refleksi ke hypermartnya beli coklat, roti dan minuman ringan untuk di pesawat… maklum jalan jauh. Waktu keluar hypermart, aku window shoping ke tempat butik dan parfum…. Jam ternyata sudah hampir jam 12.00… Vina udah kebingungan karena saya tidak bisa di hubungi… karena no hp ku diganti… sebelumnya udah bilang ke Vina bahwa aku pake no yang lama… ia sih yakin aja bahwa no ku semuanya ada di dia. Ternyata karena ia juga ganti HP makanya no ku tidak ada di hpnya itu. Yang lucu, Vina menghubungi 5 teman kami SMP dulu untuk meminta no hp ku yang lama. He..he… sambil ia akhirnya harus turun masuk mall untuk mencariku di dalam mall. Ha..ha… kami memang ketemu. Jadinya cepat2 pulang ke rumahnya, makan siang… dan benarlah tidak lama mobil travel sudah menjemputku. Dalam perjalanan Malang ke Surabaya, saya hanya bisa senyum-senyum sendiri mengingat kehebohan Vina yang harus cepat mendapat no hp ku yang satu… yg ditelpon adalah teman-teman kami, Dona di Gorontalo, Ipul di Jakarta, Meidy Leung yang kebetulan ada di Manado, Peggy di Jakarta… ha..ha… semuanya juga tidak langsung balas, ada yg ditelpon tdk langsung angkat krn ndak kedengaran, Ipul yg msh tidur… ha..ha… Vina… Vina… lucu amat. Malah pengakuannya mo telp De La Salle deh.
· Pengalaman yg lain sih hanya capeknya saya di perjalanan naik pesawat 2 x (Mdo-Upg transit Upg-Sby) lalu 3 jam jalan darat ke Malang… rasanya pegel aja… lain sih kalau ada temannya.
· Untunglah selama penerbangan dari Upg ke Sby, saya berkenalan dengan seorang ibu muda, membawa batita 1 tahun dan 3 tahun. Dalam perjalanan 1,5 jam tidak terasa karena ibu muda ini curhat dengan kisah hidupnya. Saya aja yang heran, apakah mmg aura saya yang bisa dipercaya sehingga kita baru berkenalan dan cerita ibu itu mengalir sepertinya kita teman lama. Kesan saya, dia butuh seorang teman untuk curhat… dia bahagia kelihatannya, biarpun ia dapat seorang duda 3 anak, ditambah 2 anak mereka sendiri… karena tidak mau kesepian di rumah saja, maka suaminya membawa mereka kemanapun… padahal kerjaannya suaminya banyak terbang bolak balik Sby, Jakarta, Ternate, ke Kalimantan… ada juga ke pedalaman sampai seminggu balik lagi… ia sudah biasa ke sana kemari berpindah ikut suami membawa 2 anak. Itulah seorang ibu, tidak kelihatan capeknya menggendong anak. Saya mendapat banyak pelajaran dari kisah hidup ibu ini… intinya yg bisa saya ambil dari pembicaraan kami; bahagia itu di hati, bukan di materi. Yg membuat kita susah adalah pikiran kita sendiri, kalau kita berpikir hidup seperti itu indah maka kita akan merasa indah & bahagia, kalau sebaliknya maka akan merasa tidak enak, sebagai istri ia begitu nrimo & taat ke suaminya. Yah, mulanya memang saya berpikir, untuk saya pribadi tidak mau kemandirian saya, aktualisasi diri saya, kemapanan, saya bisa mengatur hidup saya, saya mau ini dan itu akhirnya harus dibatasi dengan kemauan orang lain, ternyata ia juga menjalani ia punya uang sendiri dari hasil kerjanya, ia seorang penyanyi yang bisa mudah mendapatkan uang, ia dipuji untuk penampilan & kecantikannya bila manggung, tapi toh nasib membawanya bisa nikah di usia muda, dapat seorang duda punya anak 3, hidup tidak menetap banyak berpindah-pindah kota, biarpun secara materi cukup, tapi ia hanya mengurus anak dan tidak pegang uang karena semuanya diatur suaminya… sampai sejauh itu pembicaraan kita, dan saya begitu terkesima dengan pengalaman hidupnya itu. Ia juga heran bahwa ia bisa, biarpun ia juga mengakui setahun pertama perkawinan mereka, ia mengalami pergumulan hebat antara keinginannya, perubahan yg ia rasakan, toleransi yg besar, sampai akhirnya ia mendapat kesadaran bahwa inilah hidup yang sudah ku pilih, dan aku bahagia. Pengalaman ibu muda ini, terasa bagaikan nasehat untukku pribadi… biarpun saya hanya sekilas saja menyebutkan nama dan saya ke Sby dalam rangka apa. Ia bisa menebak, kehidupan kami berbeda, pemikiran beda, bagi dia saya sosok wanita karir, wanita mandiri, tidak banyak tergantung kepada orang lain, well educated, dan masih sendiri. Ia akui kadang memimpikan hal itu. Tapi ada hal lain saya bisa ambil dari ibu muda ini, bahwa sebagai wanita ada hal yang memang kita harus trima sebagai kodrat, saya justru salut bahwa ia mampu menjalani semuanya ini dan tetap berprinsip bahwa ia bahagia dengan pilihan hidupnya. Saya justru merasa, dibalik kelembutannya, nrimo, ia justru wanita tangguh. Karena saya sendiri berpikir saja, sudah merasa saya tidak mampu menjalani seperti itu.
· Saya salut dan angkat topi untuk sesuatu yang saya tidak bisa buat.
Pengalaman-pengalaman diatas, pasti ada hikmahnya. Saya yakin itu.
· Pulang ke Manado, sampe udah jam 11 malam… capek skali… setelah itu minggu-minggu ke depannya bergelut lagi dengan tugas rutin.

Pastinya materi yang saya dapat selama di Malang, dapat diterapkan di institusi tempatku bekerja Unika De La Salle Manado. Saya siap aja untuk mempresentasikan hal-hal yang didapat, informasi baru dan perbaikan ke depan, tapi diperlukan dukungan dari semua pihak, terutama pimpinan agar pembaharuan yang diharapkan ke arah yang lebih baik dapat diwujudkan. Utamanya karena menyangkut Jurnal Ilmiah, maka jurnal-jurnal yang ada di fakultas-fakultas dapat terakreditasi.

No comments: