Thursday 19 June 2008

Menikmati Kopi

Pelajaran berharga

Menikmati Kopi Tuhan

Ada sekelompok alumni yang berhasil meraih karir gemilang, suatu hari mengadakan reuni dan bertemu di rumah Profesor mereka. Sesudah saling kangen bercerita semua hal, akhirnya percakapan berubah sampailah pada cerita keluhan tentang stress dalam pekerjaan dan hidup mereka.

Sang profesor menawarkan kopi kepada mereka dan segera ke dapur mengambil 1 pot besar kopi dan sejumlah cangkir dari berbagai bahan, ada yg porselin, plastik, kaca dan kristal........ sebagian tampak mahal, ada yg mewah, halus buatannya dan istimewa, sedangkan yg lain tampak murah, biasa-biasa saja dan sederhana. Si Profesor meminta mereka melayani diri sendiri.

Sesudah semua mahasiswanya mengambil dan memegang cangkirnya, sang profesor itu berkata : “kalau diperhatikan cangkir yg diambil semuanya adalah yang bagus dan mahal, yang tertinggal adalah cangkir yg murah dan sederhana. Menginginkan sesuatu yg bagus, mahal dan paling baik itu wajar dan normal, tapi justru itulah yg menjadi sumber masalah dan stress kalian.”

”Cangkir tidak meningkatkan atau menambah kualitas kopi. Dalam beberapa kasus atau hal, yang kalian inginkan adalah kopi bukan cangkir. Tapi kalian secara sadar mengambil dan memilih cangkir terbaik. Dan lalu saling melihat cangkir satu sama lain.”

Camkan ini :
Hidup adalah kopi. Pekerjaan, uang, dan posisi dalam masyarakat adalah cangkir. Cangkir hanya alat untuk menampung dan mengisi hidup. Jenis cangkir yang kita miliki tidaklah menentukan juga tidak mengubah kualitas hidup kita. Kadang hanya konsentrasi terhadap cangkir membuat kita tidak menikmati kopi yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Tuhan menyeduh kopi bukan cangkir, jadi nikmatilah kopi anda.”

Orang-orang yg paling bahagia tidak memiliki segala sesuatu yg terbaik... mereka membuat segala sesuatu menjadi yg terbaik.

Suatu ilustrasi yg menyentuh hatiku sewaktu membacanya, saya tahu tidak kebetulan saya mendapatkan bacaan kisah inspirasional ini di Aura (salah satu tabloid fave-ku)... dimana di saat hatiku tidak merasa baik, tapi Tuhan bekerja memulihkan lagi dengan ilustrasi diatas, sehingga hatiku dan perasaanku menjadi jauh lebih baik. Jauh lebih semangat lagi menikmati setiap moment, tiap peristiwa, setiap hari yg sudah Ia anugerahkan..... kopi yg Tuhan berikan kepadaku sangat enak, tapi aku kadang kala melihat cangkir yg kupakai.... bila mendapat cangkir yg terlihat bagus... aku senang, tapi bila mendapat cangkir yg tidak bagus, aku merasa tidak semangat.

Tuhan, terima kasih untuk petunjukMu itu........ saya tahu dengan baik kualitas kopi yg Kau berikan, biarpun cangkirnya berubah-ubah yang kupakai, terpakai atau dikasih orang kepadaku. Bila semangatku turun lagi, semoga aku selalu ingat kualitas kopi tersebut, dan apapun cangkir yg saat ini terpakai tetap saja aku bisa menikmati kualitas kopiku yg sudah Engkau seduh dengan cinta. Juga perlihatkan kepadaku bagaimana sih kualitas kopi yg tidak enak, biarpun cangkirnya terlihat sangat bagus........??? Semoga aku bisa membedakannya bukan dengan melihat dari mataku tapi dari mata hatiku .............. semoga.......

No comments: