Thursday 4 October 2007

Laporan Kegiatan ISKU

Task Force Pembersihan Karang & Penanaman Bakau 2007
IKATAN SARJANA KELAUTAN UNSRAT
Sekretariat : Kombos Kairagi I Manado
Telp. 0431-3342533 Fax. 0431-877511

LAPORAN KEGIATAN

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Kasih, karena berkat kuasa kasihNya Kegiatan dari Alumni Ilmu Kelautan Unsrat dapat terselenggara dengan baik.

A. LATAR BELAKANG

Hal yang mendasari kami melakukan kegiatan ini adalah :
Kepedulian kami terhadap Ekosistem Pantai. Dasar dari pembangunan berkelanjutan adalah meletakkan semua komponen dalam satu harmoni. Ekosistem pesisir dan laut adalah komponen ekologis yang harus dijaga keharmonisannya, yang nantinya diharapkan pengaruh positif bagi kehidupan masyarakat dan lingkungan penyanggahnya. Hanya saja, beberapa komponen pesisir dan pantai saat ini mengalami tekanan, diantaranya degradasi areal bakau (mangrove) dan terumbu karang.
Khusus untuk kerusakan terumbu karang selain diakibatkan oleh aktivitas manusia secara langsung dan fenomena global warming (pemanasan global), merebaknya populasi pumparade, Acanthaster plancii (bintang laut berduri) adalah fenomena alam lain yang juga cukup mengganggu.
Hewan ini ditemukan terdistribusi begitu melimpah di areal terumbu karang Taman Nasional Bunaken sekitar kedalaman 3 -10 meter, dengan kepadatan 25 individu/10 ha (batas normal di alam adalah 1-2 ind/10 ha), bahkan di pulau Bunaken bagian utara ditemukan 81 ind/ha. Laporan NSWA di tahun 2007 ini, belum setahun mereka melakukan kegiatan pengangkatan Cot’s sudah ± 70.000 yang di dapat. Suatu angka yg patut kita kuatirkan bersama. Meledaknya populasi bintang laut berduri ini diduga akibat pemangsa mereka menghilang karena diburu seperti kerang triton (Charonia tritonis) untuk hiasan dan ikan Napoleon. Cara pumparade merusak karang adalah dengan memakan polip karang. Polip karang ini bertanggungjawab atas tumbuhnya terumbu karang yang berfungsi disamping sebagai tempat tinggal bagi banyak organisme laut juga sebagai pelindung pantai di garda depan. Dalam keadaan tanpa gangguan pertambahan ukuran terumbu hanya beberapa sentimeter setiap tahunnya bahkan ada yang kurang dari satu sentimeter setahunnya.

Kerusakan Hutan Bakau yang mengakibatkan intrusi air laut, hancurnya tambak-tambak, dan pemukiman. Oleh karena itu pengembalian fungsi dan peran Hutan Bakau sudah mendesak untuk ditangani secara terpadu dan didukung oleh semua sektor, pemerintah, LSM dan terutama masyarakat yang tinggal di sepanjang pantai tersebut.

Momentum menjelang WOC 2009 dan Kota Pariwisata Dunia 2010 yang dicanangkan pemerintah propinsi. Sebagai warga yang baik kami mendukung suatu kegiatan/event yang positif.

Eksistensi dari keberadaan secara fisik wadah Ikatan Sarjana Kelautan Unsrat dan di dunia maya (internet), kami tergabung dalam Milis : alumni-itk-unsrat@yahoogroups.com.

B. PERMASALAHAN

Masalah Teknis
1. Hanya 4 helai daun pohon bakau yang tumbuh dalam setahun. Paling banyak 6 helai yang keluar dari sebatang bibit pohon bakau Rhizopora apiculata. Artinya satu helai daun butuh waktu 2-3 bulan untuk tumbuh. Bayangkan dengan orang yang menebang satu pohon bakau, butuh waktu berapa lama untuk menggantinya?
2. Tidak hanya kesabaran yang diperlukan karena lamanya tumbuh untuk menghijaukan hutan bakau, tetapi juga bisa diakibatkan oleh alam dimana gulungan ombak dapat menghanyutkan bibit muda yang baru tumbuh. Selain itu bibit bakau disukai oleh kepiting laut, sehingga perlu pemeriksaan rutin dan penanaman ulang serta penyediaan bibit bakau yang siap tanam.
3. Karang juga secara alamiah mempunyai pertumbuhan yang sangat lambat dari polip sampai karang. Pertumbuhan yang sudah sangat lambat ini, seringkali juga didapatkan adanya hewan Achantaster plancii (bintang laut berduri) menempel di permukaan dan memakan karang.

Masalahan Sosial
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai Hutan Bakau baik mengenai Fungsi maupun Teknik Budidaya Hutan Bakau.
Kurangnya pembinaan kepada masyarakat mengenai Hutan Bakau.
Adanya anggapan kurangnya manfaat ekonomi dari Hutan Bakau yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat, selain hanya sebagai kayu bakar/arang.
Belum adanya kelembagaan/kelompok tani bakau yang dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan Rehabilitasi Hutan Bakau baik pada tingkatan Save it (mengamankan), Study it (mempelajari) maupun Use it (memanfaatkan) secara lestari.
Masyarakat di pesisir masih kurang memahami pentingnya ekosistem terumbu karang dan tidak mengetahui bahwa hewan Achantaster plancii atau yang lebih dikenal penduduk Bunaken bernama Pumparade dapat mengancam keberadaan terumbu karang.

C. TUJUAN

1. Memulihkan fungsi Hutan Bakau sebagai ekosistem pantai melalui upaya Rehabilitasi yaitu Penanaman Bakau .
2. Melibatkan masyarakat pesisir sehingga mereka dapat berpartisipasi aktif dalam tingkatan mengamankan, mempelajari dan nantinya bisa memanfaatkan Mangrove secara bertanggungjawab dan lestari.
3. Menjangkau masyarakat pesisir melalui kegitan Pembersihan karang dari tutupan Achantaster plancii agar ekosistem karang lestari.


D. KOMITMEN DAN KEGIATAN

Selain berkontribusi lewat keahlian/kerja di ruang pengabdian masing-masing, Alumni Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi Manado juga menyatu dalam kepedulian akan fenomena kerusakan komunitas pesisir dan pantai yang merupakan lingkup ilmu yang kami geluti. Kegiatan di tahun 2007 yang sepakat dilakukan adalah:
1. Pengangkatan Pumparade (Bintang Laut Berduri) di areal terumbu karang Taman Nasional Bunaken. Waktu : Sabtu-Minggu, 28-29 Juli 2007.
2. Penanaman Bakau di pesisir Desa Tiwoho Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara. Waktu : Sabtu, 4 Agustus 2007.

E. KEUANGAN DAN FASILITAS

Dalam penyelenggaraan 2 kegiatan ini Task Force dibantu dana oleh teman-teman kami para Alumni yang ada di Australia, Jepang, Jakarta, Aceh, Timika, Sorong, Bali dan Manado.
Bpk. David Sompie, SPi (beliau adalah angkatan 1 tahun 1988 di Program Studi Ilmu Kelautan Unsrat Manado).
Pihak lain yaitu : Bpk. Mor Bastian dan Franklin Montolalu (Lampiran 1-3).
Dukungan sarana dan fasilitas : Pihak-pihak lain yang nanti akan saya sebutkan dalam Ucapan Terima Kasih saya.

F. PARTISIPAN

KEGIATAN PEMBERSIHAN KARANG
- Alumni 15 orang
- Mahasiswa IK 40 orang
- Dosen IK 4 orang
- Divers/participant 10 orang
- Masyarakat/peserta lomba 36 orang
- Undangan (BTNB, DPTNB
Pemkot, Media cetak & elektronik) 20 orang
- Mhs Politeknik 15 orang
- Mhs dari Jepang (Kyushu University) 11 orang

KEGIATAN PENANAMAN BAKAU
- Alumni 6 orang
- Mahasiswa IK 12 orang
- Dosen 2 orang
- Peserta anak-anak 30 orang
- Guru pendamping 4 orang
- Wartawan 4 orang
- Yayasan Kelola 6 orang
- Undangan 2 orang
Note : foto-foto kegiatan terlampir

G. HASIL

Kegiatan Pembersihan Karang yaitu pengangkatan bintang laut berduri (Cot’s) di Bunaken, hari Sabtu-Minggu, 28-29 Juli 2007 : 9519 cot’s.

Kegiatan Penanaman Bakau di Desa Tiwoho, Kecamatan Wori, hari Sabtu, 4 Agustus 2007 sebanyak 2000 bibit (4 jenis bibit ; Avicennia sp., Sonneratia sp. , Bruguiera sp., Ceriops sp.).
(Note : Foto-foto pelaksanaan kegiatan terlampir)

H. UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih yang tulus dari kami Panitia/Task Force kepada :
1. Pemerintah Kota Manado (Pemkot), khususnya kepada Kepala Dinas Perikanan & Kelautan Kota Manado, Bpk. Ir. Johny Tompodung yang sudah hadir dan berkenan untuk membuka kegiatan Pembersihan Karang dan Bersih Pantai.

2. Balai Taman Nasional Bunaken (BTNB), yang telah memberikan Ijin untuk memasuki kawasan konservasi dan melakukan kegiatan di Taman Laut Bunaken. Balai TNB juga menurunkan 4 divers serta alat selam siap pakai.

3. Dewan Pengelolaan Taman Nasional Bunaken (DPTNB), yang sudah mendukung akomodasi Panitia (Task Force) selama 2 malam 3 hari di asrama DPTNB dan fasilitas apa saja yang Panitia perlukan.

4. Camat Bunaken, Bpk. Drs. Spenerd Tahulending

5. Pemerintah Desa, Lurah Bunaken di Kecamatan Bunaken dan Lurah Tiwoho serta stafnya.

6. Balai Riset Observasi Kelautan-DKP Bali, yang diwakili oleh Elvan Ampow, SPi (alumni IK angk. 94).

7. Dive center yang yang telah membantu, dalam hal apa saja yang dibutuhkan saat pelaksanaan acara. Terima kasih buat :
1. Nusantara Diving Centre (NDC) di Molas
2. Bastianos DC di Bunaken
3. Blue Banter DC di Manado
4. Frogies DC di Bunaken

8. Yayasan Kelola untuk penyiapan Bibit Bakau dan sumbangan bibit, sehingga di lokasi tanam seluas ± 3 ha, ditanami 2000 bibit bakau.

9. Institusi Pendidikan dimana para alumni yang menjadi Task Force saat ini bekerja, buat Universitas Sam Ratulangi, Unika De La Salle Manado, dan Politeknik Manado.

10. Media cetak : koran Manado Post, Komentar, Koran Rakyat, Metro, Tribun Sulut untuk publikasi-nya.

11. Media elektronik : tim dari Pasific TV, Metro TV, ANTV dan TV 7 untuk liputan dan publikasinya.

12. Teman-teman alumni yang ada di Jepang, Australia, Jakarta, Aceh, Bali, Timika dan Sorong, bukan hanya dukungan dana, tetapi input yang baik dari milis agar kegiatan alumni di Manado berjalan lancar.

13. Para dosen di PS Ilmu Kelautan yang hadir dalam 2 kegiatan alumni. Kehadiran anda merupakan dukungan nyata kepada kami agar berbuat lebih baik lagi untuk perkembangan IK ke depan.

14. Adik-adik saya di HIMIKA (Himpunan Mahasiswa Kelautan) dan Palamik (Pencinta Alam Mahasiswa Kelautan), dukungan dan partisipasi, serta usaha anda membantu kakak-kakak akan menjadi memory dan catatan khusus kami, dan kalau ada yang punya kegiatan positif, jangan segan-segan ke kantor para alumni.

15. Akhirnya Task Force anggota saya yang berjumlah 10 orang. Terima kasih banyak atas semua usaha anda membuat kegiatan Pembersihan Karang dan Penanaman Bakau terselenggara dengan baik dan mendapat respon positif dari pemerintah kota Manado, pemerintah kecamatan Bunaken dan Wori, Kelurahan Bunaken dan Desa Tiwoho, pengusaha resort, diving centre, mass media dan masyarakat di Bunaken dan Tiwoho. Terima kasih semuanya. Semoga kerja sama ini terus berlanjut di kesempatan dan kegiatan yang lain.

Demikian Laporan Task Force Pembersihan Karang dan Penanaman Bakau 2007. Semoga apa yang telah dilakukan bermanfaat bagi kita semua.

Manado, 5 Agustus 2007
Salam Bahari,
Koordinator Task Force,

Stella Kaunang, SPi, MSi