Monday 18 January 2010

Pilihlah : Yang Terbaik

Ada pilihan mudah, ada pilihan yang merefleksikan kebijakan.
Pertimbangkan pilihan-pilihan yang menghasilkan kebahagiaan dan keberhasilan …

Pilih untuk mengasihi, bukan membenci.
Pilih untuk belajar, bukan mengabaikan.
Pilih untuk tersenyum, bukan cemberut.
Pilih untuk membangun, bukan menghancurkan.
Pilih untuk menganalisa, bukan menerka-nerka.
Pilih untuk bertahan, bukan berhenti.
Pilih untuk menghargai, bukan menggosip.
Pilih untuk menyembuhkan, bukan melukai.
Pilih untuk memberi, bukan merebut.
Pilih untuk bertindak, bukan menunda.
Pilih untuk mengampuni, bukan mengutuk.

Ekspresiku :

Wah pilihan yang gampang tapi susah dilaksanakan, apalagi bila berkaitan dengan peristiwa, kejadian, moment yang sangat melukai hati, maka kata mengasihi, tersenyum, bertahan, menghargai, memberi sangat susah untuk dilakukan. Kita cenderung lebih cepat untuk bertindak, cemberut, mengutuk, berhenti, menggosip, menunda kasih, dan akhirnya membenci. Tuhanku, tolonglah untuk diberi kekuatan, dimampukan untuk bisa melakukan semua itu. Roh memang kuat, tetapi daging lemah…..

Ada satu kejadian yg cukup mengharukan dan membuka mata akan arti kasih yang sesungguhnya. 6 tahun pernikahan temanku, kalau saya menganalisa situasi dan ceritanya, maka hidupnya hanya diisi dengan 40% kebahagiaan, selebihnya kesusahan, penderitaan dan banyak air mata. Ia beragama lain, tetapi sangat toleran dengan kami teman-temannya yang tidak seagama dengannya. Mujizat Tuhan terjadi, justru di dalam kesusahannya dengan perlakuan suaminya, ditengah badai rumah tangganya, ia banyak berdoa, bergumul dan banyak membaca Alkitab milik suaminya (yang beragama Kristen), seiring perjalanan waktu ia dengan sadar memutuskan untuk mengikuti agama suaminya. Sepertinya begitu, tetapi juga tidak seperti itu....ia dengan kesadaran sendiri karena saya yakin mengalami kasih dan kekuatan dari Tuhan Yesus. Waktu mengurus untuk bisa dibaptis di salah satu gereja saya juga ikut mengantarnya. Memang tidak terlalu ’ketat’ seperti di agamaku, dimana sehari sebelum hari baptisan, ada pengembalaan ia bersama orang tua baptis..... Singkatnya, waktu ia ke gereja hari minggu itu untuk dibaptis, ia hanya didampingi oleh orang tua baptis dan teman-temannya, hanya segelintir teman, hanya 2 orang teman baiknya, tanpa suaminya yang telah pergi meninggalkannya.

Baptisan kudus diterima, ia menangis... entah apa yg berkecamuk di dada dan hatinya saat itu... hanya ia yang tahu. Aku hanya menyaksikan lewat rekaman video yg dibuat, tapi untuknya juga hatiku menangis. Karena saya dapat merasakan penderitaannya sebagai sesama wanita dengan hati yg sensitif, tetapi juga aku adalah temannya, ia ku kenal baik, begitu juga suaminya. Saya tahu kehidupan RT juga harus diusahakan, sama seperti kita bekerja ada upaya di situ... tetapi kehancuran RT sangat memukul jiwa, merapuhkan tulang. Tetapi ia justru menjadi kuat karena Tuhan Yesus. Itu kesaksiannya.

Saya belajar akan pengalamannya, tidak takut untuk membangun keluarga, tetapi memang yang harus dicari justru adalah laki-laki yang takut akan Tuhan, mengasihi aku, menghargai keberadaanku, jujur dan setia. Yang lainnya hanyalah hiasan pemanis hidup (seperti wajah rupawan, badan yang tegap, punya rumah yg besar, pendidikan yg tinggi, wawasan yg luas, uang banyak, mobil bagus, dll contoh) .... saya ingat punya teman dekat seagama, justru kami tidak pernah ke gereja bersama, padahal saya mendambakan bisa ke gereja bersama. Bukan hanya ke tempat tempat yang hanya menyenangkan lahiriah. Saya pernah mendapatkan yg tidak seagama, justru ia pernah mengantarku ke gereja biarpun (mungkin) ia belum siap untuk itu, aku tidak mau memaksakannya.... tapi semuanya sudah berlalu. Itu hanya pengalaman-pengalaman hidup yang pernah kujalani. Banyak senang, tapi juga susah. Ada duka, tetapi ada juga kesenangan. Saat ini dengan pengalaman temanku tersebut, membuatku belajar untuk bisa memilih lewat mata hatiku. Mata hati adalah pengejawantahan suara Tuhan, yang pasti tidak pernah salah. Terima kasih untuk pembelajaran itu, temanku .........................

No comments: